Rabu, 03 Juni 2009

Deltras Degradasi , Mamak Enggan Bertanggung Jawab

http://www.koran-jakarta.com/ver02/userfiles/thum/web%20-%2061052_mohd_al_alhadad__pelatih_deltras_thumb_300_225.jpgDelta Putra Sidoarjo (Deltras) telah degradasi ke Divisi Utama. Nilai yang dikumpulkan tim berjuluk The Lobster tersebut tak mampu menjangkau zona playoff untuk bisa bersaing dengan peringkat IV Divisi Utama musim ini, Persebaya Surabaya, agar bisa bertahan di Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Sayang, kondisi itu tidak membuat pelatih Muhammad Zein " Mamak" Alhadad merasa bersalah. Baginya, kegagalan bertahan di ISL dikarenakan beberapa faktor, bukan karena dia gagal menangani tim. Faktor yang dimaksudnya adalah suasana tim yang kurang kondusif serta kemenangan PSMS Medan atas Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruan, Malang, pada Selasa (2/6) dianggap tidak profesional. Pertandingan ttu akhirnya dimenangkan Ayam Kinantan-julukan PSMS- dan membuat mereka tidak masuk zona degradasi.
" Semua orang bisa menilai, bagaimana permainannya Sriwijaya FC saat melawan PSMS, mereka bermain tidak seperti biasanya," kata Mamak. Namun, dirinya tidak mau mengkambinghitamkan performa permainan Sriwijaya tersebut, apalagi menuduh adanya Sumatera Connection antara kedua tim tersebut.
"Saya kenal baik sama Rudy Keltjes, pelatih PSMS Medan, dan Rahmad Darmawan, pelatih Sriwijaya, jadi saya tidak mau menuduh mereka macam-macam. Masyarakat bisa menilai itu," ucap Mamak.
Menurutnya, sesama pelatih tidak pantas untuk saling mengomentari, namun yang dipertanyakan adalah, mengapa saat itu permainan Sriwijaya tidak seperti biasanya. Karena bukan rahasia umum kalau Sriwijaya tersebut adalah tim papan atas.
" Mereka adalah tim papan atas yang terkenal dengan performa permainan yang bagus, bukan hanya itu, tim mereka juga bertabur pemain bintang, tapi mengapa kualitas tersebut tidak ditunjukan," lanjut mantan Pelatih Persebaya Surabaya itu.
Siapa yang bertanggung jawab akan kegagalan Deltras, Mamak enggan mengomentari tentang hal itu. Alasannya, dia hanya ditugasi melatih para pemain.
“Tugas saya adalah menciptakan pemain yang bermain dengan bagus, dan itu telah saya penuhi, itulah subtansi seorang pelatih," lanjut Mamak,
Apalagi, dia bergabung dengan Deltras di saat keadaan tim tersebut telah terpuruk, ditambah dengan kondisi tim yang tidak kondusif. Ya, Mamak masuk menggantikan posisi Abdurahman Ibrahim asal Malaysia Agustus lalu ketika kompetisi telah berjalan.
" Bergabungnya saya di Deltras di saat timnya sudah hancur. Jika diibaratkan, saya masuk dalam rumah yang telah rusak, sehingga banyak yang harus saya perbaiki. Bukan saja pintu dan jendelanya, tapi juga atap dan lantainya," ujar Mamak.
Nasib Deltras, lanjutnya, akan lain jika dirinya membina Deltras sejak dari bawah, bukan saat Deltras yang sudah terpuruk. " Coba bandingkan, prestasi Deltras di Copa Indonesia sangat bagus jika dibandingkan dengan ISL. Karena saya megang tim copa mulai dari bawah, beda dengan ISL, saya datang dengan kondisi yang sudah seperti itu. Apalagi saat itu kualitas pemain yang pas-pasan," terang Mamak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar