Minggu, 21 Juni 2009

Pengurus Persebaya Sebatas Embuskan Rumor

Persebaya gencar menggelindingkan wacana perekrutan pelatih. Setelah dua nama pelatih muda, Fandi Ahmad dan Jaya Hartono, diambangkan Pengurus Persebaya sebagai bidikannya untuk musim depan, mereka juga menyebut Rudy William Keltjes sebagai salah seorang bidikannya.

Namun, sejauh ini, tim berjuluk Green Force itu sebatas mengembuskan rumor. Pengurus Persebaya belum bisa melangkah lebih jauh untuk melancarkan upaya menggaet salah seorang di antara tiga kandidat tersebut.

Itu tak lepas dari permasalahan finansial Persebaya. Prediksi menyebut bahwa tim asal Kota Pahlawan tersebut dan tim-tim berlatar belakang perserikatan di tanah Jawa lainnya tidak akan jauh dari problem pendanaan. Hal itu tak lepas dari ketentuan Permendagri 59/2007 yang melarang tim-tim profesional, seperti Persebaya, mendapatkan dana APBD. Kalau sudah begitu, ke depan pemasukan dari unsur sponsor dan penonton akan menjadi tulang punggung finansial Persebaya.

Karena itu, Ketua Harian Persebaya Cholid Ghoromah mengaku bahwa pengurus telah memperhitungkan peta kekuatan finansial Persebaya. Namun, dia masih menutup perhitungan tersebut kepada media.

''Nanti dulu saja setelah playoff. Saat ini, kami konsentrasi tim baru ke playoff dulu. Dan yang jelas, kami berharap agar penonton tetap memadati Gelora 10 Nopember ketika Persebaya melakukan pertandingan home di masa mendatang,'' ujar Cholid.

"Rencana itu memang ada. Tapi yang jelas, kami masih melakukan berbagai pertimbangan," lanjutnya.

Terlepas dari itu, Cholid menyebut bahwa Keltjes adalah sosok yang cocok melatih Persebaya. ''Keltjes merupakan pelatih yang kaya pengalaman dan punya karakter untuk membina pemain muda Persebaya,'' terangnya.

Saat dihubungi, Keltjes menyatakan sangat respek dengan ungkapan Cholid itu. Jika memang Persebaya memiliki visi dan misi utnuk berprestasi, dia mengatakan mau menangani tim asal Kota Pahlawan tersebut. ''Sebagai orang Surabaya, tentunya saya juga akan membantu Persebaya,'' jelas mantan pemain Niac Mitra di era 1980-an tersebut. (uan/diq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar