Rabu, 17 Juni 2009

Persebaya Merasa Lebih Untung Main di Bandung

Persebaya Surabaya seharusnya memiliki persiapan lebih panjang daripada lawannya, PSMS Medan. Ketika Ayam Kinantan -julukan PSMS- masih berkutat dengan pertandingan Djarum Indonesia Super League (DISL) serta Copa Indonesia IV, Persebaya sudah bersih dari agenda yang menguras tenaga pemain.

Karena itu, sejak 8 Juni lalu, Persebaya mulai berlatih untuk mempersiapkan diri ke babak playoff pada 30 Juni mendatang. Namun, kelebihan tersebut tidak lantas membuat Green Force -julukan Persebaya- berada di atas angin. Hingga 12 hari jelang laga perebutan tiket ke ISL berlangsung, tim yang bermarkas di Kota Pahlawan tersebut masih dihantui problem kebugaran pemain.

Terakhir, gelandang Persebaya Taufiq yang didera cedera. "Otot hamstring-nya tertarik," jelas pelatih Persebaya Aji Santoso setelah memimpin latihan Nugroho Mardiyanto dkk di Lapangan Persebaya kemarin (17/6).

Karena itu, pemain yang dibesarkan Fatahillah, klub anggota internal Persebaya, tersebut hanya berlari kecil di pinggir lapangan. Padahal, rekan-rekannya terus digembleng dengan latihan organisasi tim.

Dokter tim Persebaya dr Heri Siswanto mengakui bahwa Taufiq masih cedera. "Kemarin (Selasa, 16/6, Red) dia masih merasakan nyeri," kata Heri. Tapi, setelah diberi perawatan, Heri menyatakan, perkembangan Taufiq akan dilihat hingga seminggu ke depan. "Mudah-mudahan segera pulih," ucapnya.

Kapten Endra Prasetya juga masih belum pulih 100 persen setelah sakit tipus dan demam berdarah. "Tapi, saya yakin kondisinya akan segera membaik," jelas asisten pelatih Ibnu Grahan.

Sebelumnya, penyerang asal Brazil Jairon Feliciano juga harus absen dari latihan selama dua hari karena sakit. Aji mengakui, kondisi tersebut bisa berdampak kurang baik untuk tim. Tapi, dia tetap realistis. Dalam masa persiapan yang kurang dari dua minggu ini, Aji akan memaksimalkan kekuatan tim.

"Memang kami, tim pelatih, tidak punya banyak waktu untuk memoles tim. Tapi, kami tetap akan memaksimalkan masa persiapan ini," tuturnya. Bahkan, mantan kapten timnas Indonesia itu optimistis timnya mampu lolos ke ke ISL musim depan melalui jalur playoff.

Di sisi lain, Bendahara Persebaya Hendri Kusharianto mengatakan, ditetapkannya Stadion Jalak Harupat, Soreang, Kab Bandung, sebagai venue laga playoff cukup menguntungkan Persebaya dari sisi finansial. Menurut Hendri, Persebaya akan menghemat dana sekitar Rp 125 juta jika melakoni pertandingan di stadion berkapasitas 40 ribu penonton itu.

Sebelumnya, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) menggelindingkan dua wacana venue untuk partai hidup mati bagi PSMS dan Persebaya tersebut. Yakni, Stadion Jakabaring, Palembang, serta Stadion Palaran, Samarinda. "Di Palembang atau Samarinda pengeluaran kami bisa sekitar Rp 300 juta. Tapi, kalau di Bandung, kami hanya mengeluarkan Rp 175 juta," ungkap Hendri.

Menurut dia, dana Rp 175 itu sudah termasuk penginapan dan transportasi. Setidaknya, keuntungan dari sisi finansial tersebut bisa menjadi obat penawar setelah regulasi pemain asing di ajang playoff dianggap lebih menguntungkan PSMS. Menurut aturan, Ayam Kinantan bisa menggunakan lima pemain asingnya, sedangkan Green Force hanya tiga. (uan/diq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar