Minggu, 21 Juni 2009

Aktivitas Pemain PSIS saat Libur Kompetisi

AGUS Murod merasa beruntung berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Status abdi negara itu disandang penjaga gawang berusia 34 tahun tersebut saat membela Persebaya pada 2000. Saat itu, Murod, sapaan karib Agus Murod, ditempatkan di Kantor Dispenda Surabaya. Setelah pindah ke PSIS, Murod minta mutasi ke Pemkot Semarang dan ditempatkan di DPKD Pemkot Semarang hingga sekarang.

Murod mengatakan, setidaknya dengan pekerjaan sebagai PNS, dirinya punya pendapatan dan kegiatan alternatif. "Saat libur kompetisi, saya tiap hari ngantor. Pas kompetisi tidak bisa karena latihan tiap pagi dan sore," jelasnya. Selain Murod, pemain PSIS yang berstatus PNS adalah Idrus Gunawan.

Saat libur kompetisi seperti ini, Murod juga punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Salah satu kegiatan yang jarang bisa dilakukannya saat masih berkompetisi adalah mengantarkan sang anak berlatih sepak bola. Ya, anak sulungnya, Glennio Safa Alfarizi, memang meneruskan darah sepak bola sang ayah. Glennio, yang sekarang berusia 10 tahun, bermain di SSB Persisac Semarang.

"Dia lebih suka bermain sebagai striker. Saat libur kompetisi seperti ini, saya bisa memantau perkembangannya," tegas Murod yang menjaga kondisi dengan bulu tangkis dan joging.

Soal masa depannya di sepak bola saat PSIS dalam kondisi kekurangan, Murod mengaku bingung. Di satu sisi, Murod merasa masih mampu bermain dan masih ingin membela PSIS. Apalagi, Murod berstatus PNS di Pemkot Semarang. Namun, kondisi PSIS seperti sekarang membuatnya gamang.

Pada musim kompetisi ini, Murod terpaksa rela digaji seadanya demi loyalitas. Padahal, di usia senja untuk seorang pemain sepak bola, sebenarnya Murod ingin gaji yang lebih seperti pemain sepak bola lainnya di Indonesia. Sebab, dia diperkirakan hanya akan bertahan 3-4 tahun lagi.

"Terus terang, kemarin gajinya di bawah standar. Untuk pemain yang sudah berkeluarga seperti saya, cukup sulit menerimanya. Apalagi sebagai PNS dengan golongan 2B, gajinya tidak seberapa. Tapi, ini sebagai bentul loyalitas saya pada PSIS," kata ayah tiga anak itu.

Kebingungan Murod makin bertambah ketika datang tawaran bermain di klub lain dengan gaji yang lebih baik. "Sampai sekarang, tawaran itu belum saya tanggapi. Bingung, apalagi PSIS masih belum jelas akan berkompetisi atau tidak. Tapi, kebutuhan hidup yang tinggi membuat saya harus segera menentukan pilihan," paparnya.

Lain lagi Basuki Setyabudi. Tahun ini, kiper berusia 25 tahun itu mengalami masa paling sulit sepanjang karis sepak bolanya. Saat mendapatkan kepercayaan sebagai kiper utama, Basuki malah mengalami cedera berat di lutut. Itu disebabkan dia dipaksa main sebagai striker ketika PSIS bertandang ke Wamena melawan Persiwa April lalu. Saat itu, PSIS memang membawa pemain terbatas ke Wamena karena kesulitan dana. Saat pemain terakhir ditarik keluar karena cedera, Basuki yang merupakan satu-satunya pemain cadangan harus menjadi striker. Baru 10 menit merumput, Basuki mengalami cedera lutut yang amat parah.

"Tidak ada yang menyenggol. Saya sedang lari tanpa bola, tiba-tiba tempurung lutut saya pindah ke samping dan saya hampir pingsan. Sakit rasanya," ujar Basuki.

Kondisi itu membuatnya harus berhenti sepak bola sementara. Saat libur kompetisi, dia fokus menyembuhkan cedera. Selain terus konsultasi ke dokter, Basuki rajin melakukan terapi air, yakni dengan berendam di kolam renang. "Saya juga banyak bertanya kepada pemain yang pernah cedera seperti ini tapi sekarang sembuh, seperti Deni Rumba dan M. Ridwan," lanjutnya..

Basuki berharap musim kompetisi depan sudah bisa bermain sepak bola. Apalagi, dia sudah berkeluarga. Saat ini, Basuki hidup dengan tabungan yang tersisa. "Tidak tahulah, saya pasrah saja pada keadaan," kata Basuki.

PSIS memang menghadapi masa pahit pada musim kompetisi 2008/2009. Tanpa kucuran dana APBD, tim berjuluk Mahesa Jenar itu gagal membentuk tim yang solid dan akhirnya terjerembap di jurang degradasi. Pada musim kompetisi depan, masih belum jelas, apakah PSIS masih mampu berkompetisi atau tidak.. (diq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar