Kamis, 25 Juni 2009

Jacksen Tulari Spirit Mental Juara

http://media.vivanews.com/thumbs/67282_jacksen_f_tiago__pelatih_persipura_thumb_300_225.jpgPelatih Persipura Jayapura asal Brasil, Jacksen F Tiago tidak mau terpengaruh oleh keuntungan yang dimiliki Sriwijaya FC dalam laga final Copa Dji Sam Soe yang akan digelar di depan pendukung mereka di stadion Jakabaring Palembang, Minggu (28/6). Jacksen melihat faktor psikologis menjadi kunci di final nanti, untuk itu dia telah menanamkan spirit mental juara kepada anak asuhnya dalam menggapai ambisi double winner musim ini.

Dihubungi usai memimpin latihan sekaligus menjajal rumput stadion Jakabaring, nada bicara Jacksen terdengar optimis. Padahal jelang laga final nanti, dua isu penting mempengaruhi persiapan timnya untuk meraih prestasi puncak di pentas copa musim ini. Selain tekanan suporter sriwijaya FC, lini depan Persipura dipastikan pincang setelah Alberto ’Beto’ Goncalves absen karena akumulasi kartu kuning. Artinya tim mutiara hitam tidak bisa mengandalkan trio maut BBJ yang di musim ini ditakuti pemain belakang lawan.

”Saya sudah memperkirakan situasi seperti ini, final yang sudah ditetapkan di stadion Jakabaring sudah pasti menguntungkan Sriwijaya karena mereka akan bermain di depan pendukungnya sendiri. Tapi itu bukan masalah besar buat kami,” tegas Jacksen bersemangat.

Mengenai absennya beto di final nanti, tidak emmbuat khawatir pria brasil yang akrab dengan sapaan ‘big man’ ini. Melimpahnya stok pemain bertalenta tinggi di timnya membuat Jacksen mudah berimprovisasi. ”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal itu, saya punya banyak pemain yang bisa menutup lubang yang ditinggalkan Beto. Soal strategi, kita lihat saja nanti,” seru Jacksen berteka-teki.

Dalam laga final yang mempertemukan dua kekuatan dengan kemampuan merata, kesiapan mental justru menjadi kunci sukses. Untuk itu Jacksen mengakui selain menggenjot tehnis, persiapan psikologis dan mental pemain menjadi fokus perhatiannya.
”Saya sudah berbicara dengan pemain saya, mereka hanya punya satu suara untuk meraih kemenangan, apalagi mereka menyimpan rasa penasaran yang tinggi setelah gagal di dua final sebelumnya,” katanya lagi.

Disinggung mengenai traumatis yang mungkin dihadapi Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan akibat dua kegagalan di laga pamungkas copa sebelumnya, Jacksen justru melihat situasi sebaliknya. ”Saya sudah memotivasi pemain saya bahwa situasi yang mereka hadapi sekarang sama persis dengan pengalaman saya semasa masih menjadi pemain,” ujarnya.

Jacksen menjelaskan di final liga Indonesia pertama 1994 silam, dia gagal membawa Petrokimia Putra meraih juara setelah dikalahkan Persib Bandung dengan skor tipis 1-0. Kegagalan yang sama terulang di musim berikutnya, Jacksen yang saat itu memperkuat PSM Makasar gagal mencicipi gelar juara setelah ditaklukkan Mastrans Bandung Raya di final 1995 dengan skor 2-0. Baru di final ketiga bersama Persebaya Surabaya 1996, Jacksen mencium piala Presiden setelah mengalahkan lawan yang sama, Bandung Raya dengan skor 3-1. Bahkan saat itu nama Jacksen berkibar sebagai pencetak gol terbanyak dengan 26 gol.

”Ingat lawan yang kami hadapi sama Bandung Raya. Jadi spirit itulah yang saya tularkan ke pemain saya sekarang, jadi tidak ada yang tidak mungkin,” tegasnya bersemangat. (Firmansyah Husein)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar