Selasa, 23 Juni 2009

Persitara Tolak Dijual, Siap Go Professional pada 2012

Pada Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, Persitara Jakarta Utara nyaris degradasi. Untung, penampilan gemilang pada beberapa laga terakhir membuat Laskar si Pitung -julukan Persitara- bisa eksis di level sepak bola tertinggi di Indonesia itu. Bahkan, Persitara tidak perlu mengikuti babak playoff untuk bertahan di ISL. Kondisi itu berbeda dengan PSMS Medan yang harus berlaga di playoff melawan Persebaya Surabaya berebut satu tempat di ISL.

Tentu, hasil tersebut membuat Persitara terus berusaha mempertahankan eksistensinya, termasuk tetap bertahan di DKI Jakarta. Selain bakal menambah jumlah koordinator wilayah (korwil) NJ Mania (suporter Persitara), kini manajemen Persitara berupaya membawa tim itu menjadi lebih profesional di musim mendatang.

Komisaris PT Batavia Persitara Hary "Gendhar" Ruswanto mengatakan, jika Persitara Jakarta jadi dijual tahun ini, hal itu tentu akan merusak semua program jangka panjang yang telah dibuat manajemen tim.

Apalagi, rencananya, Persitara berubah menjadi Batavia Persitara Football Club (Batavia PFC) pada 2012 untuk menuju sepak bola profesional. Hal itulah yang disiapkan oleh perusahaan yang menata Persitara, PT Batavia Persitara.

Gendhar mengatakan, rancangan tersebut dilakukan agar Persitara tidak tergantung pada APBD. "Kami menargetkan, setelah jadi, Stadion BMW di Sunter itu akan dijadikan home base Batavia Persitara. Dengan cara perlahan-lahan dikurangi anggaran APBD, saya yakin Persitara bisa eksis di Jakarta dengan nama baru sebagai nama tim profesional. Jika Persitara dijual, hancur semua program itu," jelas Gendhar kepada Indopos (Jawa Pos Group).

Dia mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan hal tersebut dengan sistematis dan terprogram. Dia menjelaskan, Persitara pada 2009 berani mengurangi permintaan anggaran dari Rp 16 miliar pada 2008 menjadi Rp 10 miliar pada 2009.

"Setelah itu, kami siap menerima anggaran 2010 sebesar Rp 8 miliar dan 2011 sebesar Rp 5 miliar. Setelah itu, pada 2012, kami siap go professional. Perhitungan tersebut sudah kami siapkan sejak jauh-jauh hari. Karena itu, rencana penjualan ini tentu membuat kami sangat terpukul,'' jelas pria yang juga manajer Persitara tersebut.

Ya, hantaman dana memang membuat beberapa klub kelimpungan. Ini bukan hanya di arena ISL, tapi juga divisi di bawahnya.

Di arena ISL, klub pemerintah sekarang sudah sulit hanya bergantung pada APBD. Tapi, untuk mencari sponsor juga bukan hal yang mudah. Ini juga berimbas pada torehan prestasi.

Persitara pun tidak bisa mereguk uang dari tiket penonton. Ini disebabkan Rahmat "Poci" Rivai dkk tidak mendapat izin dari pihak keamanan Jakarta. Akibatnya, Persitara pun jadi tim musafir yang tampil bukan di kandangnya sendiri. Kali terakhir, Persitara lebih memilih Stadion Surajaya, Lamongan, sebagai kandang. (diq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar