Senin, 29 Juni 2009

BLI Tak Salahkan Persipura


Badan Liga Indonesia (BLI) tak ingin menyalahkan sikap Persipura Jayapura yang mogok main di final Copa Indonesia 2008/09 melawan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Minggu (28/6). Menurut Direktur Kompetisi Joko Driyono BLI turut bertanggung jawab atas aksi mogok Persipura.

Karena itu, pihaknya tak segan untuk meminta maaf kepada masyarakat sepakbola karena final Copa Indonesia mengalami anti-klimaks.

“Kami minta maaf kepada masyarakat sepakbola karena mereka tidak bisa menikmati final pertandingan seperti yang diharapkan. Biar bagaimana pun, Persipura adalah bagian dari kami. Secara organisasi, mereka berada di bawah pembinaan kami. Karena itu, kami juga ikut bertanggung jawab atas aksi yang mereka lakukan. Kami minta maaf atas kejadian ini,” kata Joko.

"Kami tak ingin menyalahkan Persipura sepenuhnya karena ini juga kesalahan kami. Tentu saja, kami kecewa. Artinya, kami merasa tidak nyaman dengan insiden ini," lanjutnya.

Menurut Joko insiden mogok main yang dilakukan Persipura menunjukkan klub-klub masih belum bisa menghadapi kenyataan untuk menerima kekalahan. Mereka selalu menginginkan menang di setiap pertandingan.

“Ekspetasi untuk menang makin tinggi. Mereka masih belum bisa menerima kekalahan,” jawab Joko.

Dalam final tersebut, Sriwijaya FC sudah unggul 1-0 melalui gol Richard Obiora. Pemain Persipura kemudian mogok main karena mereka tidak mendapat hadiah penalti atas handball yang dilakukan pemain Sriwijaya FC. Persipura kemudian dinyatakan kalah WO 4-0.

EKSKLUSIF - Boaz Salossa: Saya Tetap Di Persipura


Tim lain yang ingin menggunakan tenaga striker Persipura Jayapura Boaz Salossatampaknya masih harus mengubur ambisinya. Maklum, karena pemain yang akrab disapa Boci ini sudah membulatkan tekadnya untuk tetap merumput di Mutiara Hitam hingga beberapa musim ke depan.

"Saya tetap di Persipura, meski ada tawaran menggiurkan dari tim lain. Setidaknya dalam beberapa tahun ke depan," tegas Boaz dalam perbincangan dengan GOAL.com, di Stadion Gelora Jaka Baring, Palembang, tadi malam.

Menurutnya, ada banyak hal kenapa ia tidak akan meninggalkan Persipura. Salah satunya karena membela klub kebanggaan daerah asalnya, Papua. Selain itu, faktor keluarga juga menjadi pertimbangan. Karenanya, ia menolak membicarakan tawaran dari klub lain.

Termasuk, dari salah satu klub di Liga Belanda, yang secara diam-diam telah mengirimkan wakilnya untuk bisa menemui striker haus gol yang mengaku belum membutuhkan bantuan agen pemain, dalam mencari klub. Sebab, ia sendiri merasa masih sangat mudah mendapatkan klub.

"Tawaran dari klub lain sudah cukup banyak. Tapi, saya tidak pernah menggubris mereka. Untuk saat sekarang masih sulit bagi saya meninggalkan Persipura. Tidak tahu nanti," tandasnya sembari terus menguyah daun siri dan pinang, yang merupakan salah satu cemilan khas warga Papua.

Frances Ingin Bertahan Di Persijap


Striker Pablo Frances melakukan debut cukup bagus saat datang ke Indonesia dan bergabung dengan Persijap Jepara. Dia turut berperan mengantarkan Persijap di papan tengah klasemen Superliga Indonesia. Penyerang asal Argentina ini juga membawa Laskar Kalinyamat ke semi-final Copa Indonesia. Ini untuk pertama kalinya Persijap menembus empat besar.

Tak hanya itu. Frances juga menunjukkan ketajamannya dengan menjadi topskor Copa Indonesia setelah mencetak delapan gol. Ia menjadi topskor bersama striker Persibo Bojonegoro Samsul Arif. Dengan demikian, hadiah uang sebesar Rp75 juta sebagai pencetak gol terbanyak harus dibagi dua.

"Sesuai kesepakatan, hadiah uang akan dibagi dua. Saya tentu senang menjadi pencetak gol terbanyak di Copa Indonesia. Apalagi, ini merupakan musim pertama saya di sini," kata Frances yang makin lancar berbahasa Indonesia ini.

Persaingan menjadi topskor Copa Indonesia memang sangat ketat. Frances akhirnya menyamai perolehan gol Samsul setelah menambah satu gol dalam perebutan tempat ketiga Copa Indonesia. Sayangnya, Persijap kalah 3-1 dari Deltras Sidoarjo.

Menanggapi musim depan, Frances tegaskan ingin bertahan di Persijap. Menurutnya, ia makin menyukai kota Jepara. Selain itu, klub memang berniat mempertahankan dirinya.

"Persijap sudah meminta saya untuk bertahan. Saya juga tak ingin pergi. Meski sudah sepakat, namun saya belum tanda tangan kontrak. Saya belum memikirkannya karena ingin pulang dulu ke Argentina untuk berlibur. Saya berangkat Selasa besok," ujarnya.

Jelang Kedatangan MU ,Rumput Gelora Bung Karno Aman


Pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tidak melarang massa pendukung capres dan cawapres menggunakan lapangan sepakbola saat kampanye. Mereka optimistis hal ini tidak akan mengganggu pertandingan antara Manchester United vs Indonesia All Star, 20 Juli 2009.

Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha Gelora Bung Karno, Mahfudin Nigara, mengatakan, ketiga pasangan capres dan cawapres sudah memastikan diri akan menggelar kampanye di SUGBK. Ketiganya juga diperkenankan untuk menggunakan lapangan rumput yang ada di dalam SUGBK.

"Kami tidak melarang peserta kampanye menggunakan lapangan SUGBK. Kerusakan yang terjadi akibat kampanye akan diganti sesuai dengan tingkat kerusakannya," kata Mafudin kepada wartawan, di kantornya, Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2009.

Pasangan Megawati Soekarno Putri-Prabowo Subianto akan menggelar kampanye, Selasa, 30 Juni 2009. Selanjutnya diikuti oleh pasangan Jusuf Kalla-Wiranto, 2 Juli 2009. Sedangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono mendapat giliran pada 4 Juli 2009.

Menurut Mafudin, ketiga pasangan capres-cawapres akan dikenakan uang jaminan Rp 150 juta. Selain itu pihak pengelola juga akan berusaha maksimal untuk mengurangi kerusakan yang timbul akibat kegiatan yang digelar di atas lapangan rumput.

"Kami yakin semua pihak memahami posis masing-masing dan bisa mengantisipasi kerusakan yang kerusakan yang terjadi pada lapangan rumput," kata Mafudin.

Selama kampanye, pengelola tidak akan mengenakan grass cover. Pasalnya, alat yang berguna untuk melapisi rumput saat digelar kegiatan non sepakbola pada sebuah stadion masih belum masuk dalam prioritas pertama bagi pengelola.

"Kami sudah melihat beberap grass cover yang cocok untuk GBK. Namun untuk saat ini alat itu belum masuk dalam prioritas kami. Harganya juga masih cukup mahal, sekitar Rp 9,8 miliar," lanjut Nigara.

Meski demikian, Nigara optimistis kegiatan kampanye tidak akan mengganggu duel Manchester United Vs Indonesia All Star, 20 Juli 2009. Pasalnya, pihaknya telah menemukan teknologi yang mampu memperbaiki kerusakan rumput yang mungkin terjadi paska kampanye.

Ditanya mengenai teknologi yang digunakan, Nigara mengatakan masih rahasia. Dia hanya menantang wartawan untuk meninjau langsung lapangan rumput SUGBK, 5 Juli 2009, pukul 12.00 WIB. "Ini sebenarnya bukan teknologi baru. Namun untuk di SUGBK ini baru pertama kali kami lakukan. Seperti apa, itu masih rahasia."

"Insya Allah, kegiatan kampanye nanti tidak akan mengganggu pertandingan Manchester United vs Indonesia All Star. Nanti Anda lihat sendiri seperti apa kondisi rumput, pada 5 Juli 2009," tandas Nigara.• VIVAnews

Gabungan Pengacara Asal Papua Siap Tuntut BLI


Kegagalan Persipura Jayapura meraih juara Copa Indonesia 2008/09, setelah di babak final dikalahkan 1-0 Sriwijaya FC dalam laga yang berakhir dengan mogok main dari Mutiara Hitam, mendapat perhatian serius sekitar 42 pengacara asal Papua.

Mereka menilai, kepemimpinan wasit Purwanto di laga itu sangat merugikan tim kebanggaan mereka. Karena itu, mereka pun menyatakan siap melayangkan gugatan kepada wasit asal Kediri tersebut dan juga BLI selaku pelaksana turnamen bergengsi ini.

"Kami sedang mempersiapkan materi gugatan. Tentunya dengan mewakili masyarakat Papua. Sebab, kami jelas-jelas dirugikan dengan keputusan wasit yang memimpin laga tersebut," jelas Iwan Nioede, salah seorang anggota tim gabungan pengacara asal Papua ketika dihubungi GOAL.com beberapa saat lalu.

Saat ini lanjutnya, ia bersama rekan-rekannya pengacara di Papua sedang melakukan koordinasi untuk bisa mewakili daerahnya masing-masing, dalam upaya melayangkan tuntutan tersebut. Di mana dalam menyampaikan tuntutan nanti, mereka akan di pimpin Pieter Ell, yang juga salah seorang pengacara asal ujung Timur Indonesia tersebut.

Ditanya mengenai materi gugatan yang akan disampaikan, Iwan masih enggan menyebutkan. Pasalnya, hal ini masih terus dipelajari. Termasuk dalam hal pelanggaran yang akan dikenakan. Selain itu, karena koordinasi masih sedang berjalan, sehingga ia mengaku tidak ingin mendahului keputusan dari kumpulan pengacara asal Papua.

Bendol: Persipura Merasa Tidak Terkalahkan


Sikap pemain Persipura Jayapura yang menolak melanjutkan permainan karena kecewa dengan kepemimpinan wasit Purwanto, saat mereka bentrok dengan Sriwijaya FC di partai final Copa Indonesia 2008/09, mendapat kritikan dari pelatih timnas Indonesia Benny Dollo .

Ditemui GOAL.com di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, beberapa saat lalu, pelatih bertubuh tambun yang akrab di sapa Bendol ini mengaku sangat menyayangkan sikap para pemain Mutiara Hitam tersebut.

Menurutnya, sebagai pemain sepakbola profesional, para pemain Persipura harus bisa menjaga sikap. Kalau pun kecewa dengan kepemimpinan wasit imbuhnya, ada mekanisme yang lebih elegan bisa ditempuh. Terlebih karena laga itu final yang tentunya menyedot perhatian publik sepakbola nasional bahkan internasional.

"Saya melihat, pemain Persipura terlalu menganggap dirinya sudah tidak terkalahkan. Akibatnya, mereka tidak bisa menerima kenyataan. Padahal pertandingan belum usai dan masih ada kesempatan untuk memenangkan laga," tegasnya.

Ditanya mengenai penampilan beberapa pemain nasional di laga final Copa Indonesia musim ini yang berlangsung di Stadion Gelora Jaka Baring, Palembang, Bendol menyatakan belum sepenuhnya bisa melihat, karena pertandingan terhenti. Meski demikian, ia mengaku sudah cukup untuk mengetahui penampilan terkini beberapa pemainnya.

Sanksi Berat Menanti Mutiara Hitam


Persipura Jayapura akhirnya memutuskan untuk walk out (WO) dari final Copa Indonesia 2008/2009. Aksi ini tak hanya membuat Mutiara Hitam gagal mengawinkan gelar, tapi sanksi berat juga sudah menanti.

Menurut Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Panjaitan, aksi WO Persipura tergolong pelanggaran berat. Karena itu, pihaknya akan menggelar sidang, Rabu, 1 Juli 2009 untuk menetapkan sanksi bagi juara Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 tersebut.

"Kami baru tiba di Jakarta dan besok masih harus ke Bandung. Setelah itu kami akan kembali ke Jakarta dan langsung menggelar sidang terkait kasus Persipura," ujar Hinca saat dihubungi VIVAnews, Senin, 29 Juni 2009.

Persipura memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan saat berhadpan dengan Sriwijaya FC di final Copa Indonesia 2008/2009. Meski sempat dibujuk oleh PSSI dan jajaran Badan Liga Indonesia (BLI), Persipura bergeming dan memutuskan untuk WO.

Aksi ini dipicu oleh keputusan kontroversial wasit Purwanto pada menit ke-60. Wasit asal Kediri itu tidak memberikan hadiah penalti atas handsball yang dilakukan pemain belakang SFC Joel Jacques Tsimi di kotak terlarang.

Keputusan ini memicu aksi protes pemain-pemain Persipura. Bahkan Purwanto akhirnya mengeluarkan kartu merah kepada Ernest Jeremiah yang berusaha menanduknya. Tidak terima atas keputusan wasit, Boaz Solossa cs lantas memilih meninggalkan lapangan.

"Ini tergolong pelanggaran berat. Jauh di atas kesalahan yang dilakukan oleh Persib Bandung baru-baru ini," kata Hinca.

Mengenai sanski, Hinca belum bisa berkomentar banyak. Semuanya akan ditentukan dalam sidang yang akan digelar Rabu nanti.

"Sanksi bisa jadi perorangan, bisa juga untuk klub. Itu akan kita lihat nanti dalam persidangan. Kalau memang semuanya sudah jelas, kami juga tidak akan melakukan pemanggilan," kata Hinca.

• VIVAnews

Minggu, 28 Juni 2009

Obiora Pemain Terbaik Copa : Dobrak Dominasi Lokal


Sempat dilanda cedera, Anoure Obiora membuktikan diri mampu kembali pada performa terbaik. Di laga final Copa Indonesia 2008/2009, Minggu 28 Juni 2009, Obiora terpilih sebagai Best Player Copa Indonesia 2008/2009.

“Saya sangat senang terpilih sebagai pemain terbaik. Ini berkat dukungan semua teman-teman di SFC (Sriwijaya FC), manajemen dan tentunya pelatih,” ujar Obiora yang mendapat trofi dan uang Rp 75 juta.

Ia tak pernah berpikir akan menjadi yang terbaik di turnamen yang mempertemukan tim-tim dari tiga divisi ini. “Sebelumnya, saya tak pernah berpikir akan jadi Best Player. Terima kasih atas dukungan semua rekan-rekan di SFC,” ujar Obiora kepada wartawan GOSport, Esnoe Faqih Wardhana dari Palembang.

Performa Obiora sempat menurun karena cedera yang dideritanya. “Di Liga Super (Indonesia/LSI), saya memang tampil tak terlalu bagus karena cedera. Tapi, usai cedera dan tampil di Copa, saya menemukan kembali performa saya,” ucap pemain yang mengaku tetap ingin tampil bersama tim Laskar Wong Kito di musim 2009/2010 ini.

Pelatih SFC, Rahmad Darmawan, mengaku keputusan memilih Obiora sebagai Best Player sangat tepat. “Ia tampil bagus malam ini. Obiora termasuk pemain yang serba bisa. Jika saya memainkan pola 4-4-2, ia saya tempatkan di sayap kiri. Namun, karena cedera di pangkal paha, ia tak mungkin bisa main di sayap kiri. Karenanya saya tukar posisi Obiora dengan Keith Kayamba Gumbs,” jelas Rahmad.

Obiora memang termasuk salah satu pemain SFC yang bisa bermain di beberapa posisi. “Saya memang suka dengan pemain yang bisa dimainkan beberapa posisi,” kata Rahmad.

Terpilihnya Obiora sebagai pemain terbaik mendobrak dominasi pemain lokal di katergori penghargaan individu ini. Pada tiga musim sebelumnya, pemain lokal selalu behasil menyabet penghargaan ini.

DAFTAR BEST PLAYER
2005: Firman Utina (Persita Tangerang)
2006: Aries Budi Prasetyo (Arema Malang)
2007: Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)
2009: Anoure Obiora (Sriwijaya FC)• VIVAnews

Jacksen : Kami Kecewa dan Sedih


Persipura Jayapura gagal meraih gelar juara Copa Indonesia 2008/2009. Mereka dinyatakan kalah 0-4 dari Sriwijaya FC (SFC) oleh Badan Liga Indonesia (BLI).

“Mereka kami nyatakan kalah WO dengan skor 0-4. Kami sudah berusaha membujuk mereka, namun mereka tak mau kembali ke lapangan,” ujar Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono.

Kubu Persipura memang terlihat sangat kecewa dan marah dengan keputusan wasit Purwanto yang tak memberi hadiah penalti pada mereka. Wasit malah memberi kartu merah pada striker Ernest Jeremiah.

Para pemain Persipura langsung mengerubuti wasit Purwanto setelah bek SFC, Jacques Tsimi menyentuh bola. Namun, Purwanto tak bergeming.

Eduard Ivakdalam dkk pun langsung mogok main. Setelah mengajukan protes dengan berteriak-teriak di pinggir lapangan, ofisial Persipura yang dikomandoi oleh Ketua Umum Persipura, MR Kambu, menggiring pemain menuju kamar ganti.

Sesaat setelah pemain dan ofisial Persipura masuk ke dalam kamar ganti, puluhan suporter Persipura langsung “menjaga” pintu masuk. Joko yang berusaha membujuk kubu Persipura untuk kembali ke dalam lapangan, tak digubris.

Menurut Joko, Persipura meminta dua opsi. Pertama, kartu merah Ernest dicabut. Kedua, hadiah penalti bagi Persipura.

“Jelas kami tak bisa meluluskan permintaan itu. Keputusan wasit di tengah lapangan adalah mutlak, tak ada yang bisa menganulirnya. Kami sangat menyayangkan sikap Persipura ini,” kata Joko.

Persipura Kecewa Berat

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari Manajemen Persipura atas keputusan mundur ini. Kambu yang coba dimintai komentarnya oleh GOSport, nampak marah.

“Ah, sudah sudah,” ujar Kambu kepada wartawan GOSport, Esnoe Faqih Wardhana dari Palembang. Kubu Persipura juga tak menghadiri konferensi pers yang wajib mereka hadiri.

Para pemain Persipura tetap hadir pada acara penobatan runner-up di podium. Namun, terlihat jelas kemarahan mereka.

Bahkan, defender Persipura, Ricardo Salampessy, yang sempat terpilih sebagai Best Defender di Bintang Emas 2007, terlihat melempar medali yang baru diperolehnya ke arah tribun penonton.

Pelatih Kepala Persipura, Jacksen Ferreira Tiago, mengaku sedih partai final berakhir seperti ini. “Saya sedih. Kami ke sini (Palembang) untuk jadi juara. Kami minta maaf kalau akhirnya seperti ini,” kata Jacksen.

Menurutnya, keputusan walk out adalah keputusan manajemen. Sebagai pelatih, ia hanya mengurusi hal-hal teknis.

“Kami tak mempersoalkan penunjukkan Palembang sebagai tuan rumah partai final. Namun ternyata, faktor itu membuat wasit Purwanto yang sudah sangat senior, bersikap tidak seperti biasanya,” ucap Jacksen.

• VIVAnews

Final Copa : Sriwijaya Samai Rekor Arema


Sriwijaya FC (SFC) berhasil menyamai rekor Arema Malang. Laskar Wong Kito mempertahankan gelar juara Copa Indonesia 2008/2009.

Sejak peluit babak pertama dibunyikan wasit, dua tim yang berlaga di final, Persipura Jayapura dan SFC, langsung tampil agresif. Saling jegal mewarnai awal-awal pertandingan.

Wasit Purwanto tampak sibuk mengeluarkan kartu dari kantongnya. Meski berjalan ketat, namun tak ada tanda-tanda kalau final akan berujung menyedihkan.

Memasuki babak kedua, permainan makin panas. Striker asing SFC, Anoure Obiora berhasil mencetak gol pada menit 52. Masih belum ada tanda-tanda final gelaran ke-4 Copa ini akan berujung pada kekisruhan.

Memasuki menit 60, tangan kiri pemain belakang SFC, Tsimi Jacques, terkena bola di daerah penalti. Namun, wasit Purwanto tak bereaksi apa-apa.

Para pemain Persipura pun langsung melakukan protes keras. Apalagi, setelah Purwanto mengganjar striker Persipura, Ernest Jermiah, dengan kartu merah.

Mereka mengerubuti Purwanto. Namun, sang wasit tetap pada keputusannya. Persipura pun mogok tak mau melanjutkan permainan dan pergi menuju kamar ganti.

Bujukan PSSI Tak Mempan

Waktu terus berjalan. Usaha untuk membujuk Tim Mutiara Hitam dilakukan oleh Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI. Namun, Eduard Ivakdalam cs tak mau kembali ke dalam lapangan. Ketua BLI, Andi Darussalam, lantas memerintahkan wasit untuk menjalankan peraturan yang berlaku.

Setelah kembali didatangi perangkat pertandingan ke kamar ganti, dan Persipura tetap tak mau tampil, wasit Purwanto pun meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.

SFC dinyatakan sebagai juara Copa Indonesia 2008/2009. Mereka tercatat sebagai tim kedua yang berhasil mempertahankan trofi juara setelah Arema Malang pada 2006 dan 2007.

“Ada rasa puas dan kurang puas. Tapi, sebagai pelatih, saya merasa kami memang dominan di partai ini. Kalau soal wasit, saya pikir wasit sudah bertindak fair. Terbukti, pemain kami mendapat empat kartu kuning,” ujar pelatih kepala SFC, Rahmad Darmawan kepada wartawan GOSport, Esnoe Faqih Wardhana dari Palembang.

Rahmad tak mau menilai sikap Persipura. Tapi, ia menggambarkan, kalau SFC tak pernah meninggalkan lapangan.

“Sebagai pelatih, di manapun bertanding, saya tak pernah menginstruksikan kepada pemain untuk mundur,” tegasnya.

Sayang memang, laga final harus ternoda seperti ini. “Sangat disayangkan terjadinya walk out. Final menjadi tidak ideal. Di babak pertama, kedua tim bermain bagus. Namun, di babak kedua, terjadi insiden yang tidak kami inginkan,” ujar Manager Marketing Dji Sam Soe, Stephanus Kurniadi.

Semula, memang sempat muncul keraguan soal penunjukkan Palembang yang nota bene kandang SFC sebagai tempat hajatan final. Namun, dengan berbagai pertimbangan, BLI sebagai penyelenggara tetap menggelar final Copa Indonesia 2008/2009 di Stadion Jakabaring, Palembang.

“BLI meminta maaf pada masyarakat karena final ini tidak ideal. Kami telah berupaya sekuat tenaga untuk menjelaskan permasalahan pada kubu Persipura. Apapun juga, fair play dan regulasi berada di atas segala-galanya,” ujar Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono.

Joko belum bisa memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan pada Persipura atas sikap mereka. “Ini akan jadi kasus Komisi Disiplin. BLI akan merekomendasikan laporan dari panpel dan perangkat pertandingan ke Komdis. Jadi, kami belum bisa memutuskan status sanksi bagi Persipura,” tutupnya.

• VIVAnews

Sriwijaya Juara Copa : Menang Walk Out Lawan Persipura


Sriwijaya FC mempertahankan gelar Copa Indonesia setelah dinyatakan menang walk out atas Persipura Jayapura, Minggu 28 Juni 2009.

Berlaga di stadion Jakabaring Palembang, keputusan ini diambil setelah di babak kedua, Persipura menolak bermain. Mereka protes atas keputusan wasit yang tidak memberi mereka penalti di menit 59 di saat kedudukan 0-1 untuk keunggulan Sriwijaya.

Gol Sriwijaya diciptakan oleh Anoure Obiora di menit 51.

Pemain-pemain Mutiara Hitam menolak meneruskan pertandingan dan masuk ke ruang ganti. Namun sebelum melakukan hal itu, tim asuhan Jacksen F. Tiago ini terlebih dulu membalikkan bangku pemain.

Hal ini sempat membuat Boas Salosa dan kawan-kawan dilempari botol oleh pendukung Sriwijaya. Bahkan untuk mencegah hal berlanjut ke arah negatif, pendukung Persipura juga dievakuasi oleh pihak keamanan.

Setelah menjalankan negosiasi selama 30 menit, keputusan akhirnya diambil oleh BLI dengan Sriwijaya sebagai juaranya.

"Aturan harus saya tegakkan. Dan sudah ada peraturannya bila ada tim yang menolak untuk bermain maka kemenangan akan diserahkan pada lawannya," kata Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid seperti dilansir TVOne, Minggu 28 Juni 2009.

• VIVAnews

Kalahkan Persijap , Deltras Raih Posisi 3 copa


Deltras Sidoarjo berhasil keluar sebagai juara ketiga Copa Indonesia setelah mengalahkan Persijap Jepara 3-1, Minggu 28 Juni 2009.

Bermain dalam perebutan tempat ketiga di Stadion Jaka Baring, Palembang, gol Deltras diciptakan oleh Purawaka Yudhi di menit 13, Junior (27), dan Hermawan (89). Sedangkan gol balasan Persijap dilesakkan oleh Pablo Frances di menit 21.

Sepanjang pertandingan kedua tim memang bermain secara terbuka dan membuat seru laga ini. Di menit awal Persijap sudah memberi ancaman lewat tendangan Donny FS. Beruntung buat Deltras bola masih tipis di atas mistar gawang.

Selang beberapa menit, gantian Silva yang mengancam lagi dengan tendangan keras di luar kotak penalti. Tapi kiper Deltras, Syaifudin berhasil menghalau bola.

Meski menyerang lebih agresif, tapi malah Laskar Kalinyamat yang kebobolan lebih dulu.

Pemain The Losbter, Purwaka berhasil menjebol jala kiper Danang di menit 13. Berawal dari serangan tiga pemain asing, Purwaka berlari ke kotak penalti Persijap. Tak ada pemain Persijap yang bisa menghentikan laju pemain bernomor punggung lima itu dan gol pertama pertandingan pun tercipta.

Masuk menit 21, barulah Persijap bisa menyamakan kedudukan lewat gol Frances. Gol tercipta lewat sundulan dan berhasil membuat pemain bertahan Deltras bertabrakan dengan kipernya. Walhasil, bola pun lancar masuk ke dalam jala Deltras dan membuat imbang kedudukan.

Gol ini sekaligus jadi gol kedelapannya dalam Copa Indonesia. Dan membuatnya hampir pasti jadi top skorer Copa. Namun, Frances harus sabar terlebih dulu. Pasalnya pemain Persipura Boas Salosa juga berpeluang mengajar jumlah gol yang sama bahkan lebih.

Tetapi Boas baru akan melakoni pertandingan beberapa jam lagi. Dan kepastian jadi tidaknya Frances jadi top skorer baru bisa disahkan selepas final Copa Indonesia yang baru akan berlangsung hari ini pukul 19.00

Kembali ke pertandingan, gol Frances tak bertahan lama karena di menit 27, kemelut di depan gawang bisa dimanfaatkan oleh Junior. Pemain yang sudah mencetak lima gol musim ini tersebut melakukan tendangan mendatar dengan gerakan memutar.

Kiper Danang, tertipu dengan gerakan ini dan bola pun sukses bersarang di kiri jala Laskar Kalinyamat.

Masuk babak kedua, kedua tim tidak mengendurkan serangan. Deltras meski memimpin tidak mengulur waktu dan terus menekan dengan beberapa serangan berbahaya.

Dalam 10 menit tercatat paling tidak ada tiga serangan berpotensi gol yang dilakukan pasukan The Lobster. Salah satunya berasal dari Juan Revi. Bola yang sudah datang ke arah pemain muda itu harusnya bisa menjadi gol bila saja ia tidak terjatuh saat berusaha melakukan tembakan gunting.

Namun Persijap juga tak menerima serangan begitu saja, anak asuh Junaidi itu juga melancarkan beberapa serangan. Sayangnya tekanan yang diterima Persijap malah membuat serangan itu tumpul.

Laskar Kalinyamat malah kembali kebobolan di menit 89 oleh Hermawan. Pemain bernomor punggung tiga itu berhasil melewati hadangan pemain Persijap dan menceploskan gol ketiga sekaligus pemasti kemenangan Deltras Sidoarjo.

• VIVAnews

Sabtu, 27 Juni 2009

Final Copa : Hadapi Persipura , Sriwijaya Underdog


Pelatih Sriwijaya FC (SFC), Rahmad Darmawan terus membakar semangat pemain-pemainnya jelang duel kontra Persipura di final Copa Indonesia 2008/2009, Minggu, 28 Juni 2009. Mantan pelatih Persipura itu menjadikan kegagalan di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 sebagai cambuk bagi pemain-pemainnya untuk tampil lebih baik lagi.

"Dalam pertandingan ini kami boleh dikatakan sebagai tim underdog karena akan berhadapan dengan juara Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Semangat ini yang saya suntikkan ke anak-anak," kata pelatih yang akrab disapa RD itu saat dihubungi VIVAnews, Sabtu, 28 Juni 2009.

Menurut Rahmad, biasanya pemain-pemain akan lebih termotivasi bila berhadapan dengan tim juara. Hal itu terlah mereka rasakan saat tampil di LSI 2008/2009. Sebagai pemegang gelar Liga Indonesia 2007/2008, SFC selalu mendapat tantangan berat dari tim-tim lain utamanya yang berada di papan bawah.

"Ini yang akan coba saya balikkan. Saat kami berada di posisi underdog, pemain akan tampil lebih bersemangat untuk mengalahkan juara LSI 2008/2009," kata Rahmad.

Namun tak mudah bagi SFC untuk mengalahkan Persupura. Pasalnya, dalam dua pertemuan terakhir di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, SFC tidak bisa menang lawan Persipura.

Pada pertemuan pertama di awal musim, SFC berhasil ditahan imbang Persipura 2-2 saat tampil di Stadion Jakabaring, Palembang. Sedangkan pada pertemuan berikutnya, Persipura justru membantai Laskar Wong Kito, 4-1 di Stadion Mandala, Jayapura.

Tak hanya itu. Di final nanti, SFC juga harus kehilangan Isnan Ali karena akumulasi kartu. Rahmad tidak mau menyerah. Pelatih yang juga pernah menangani Persija Jakarta itu akan menempatkan M Nasuha atau Slamet Riyadi di posisi tersebut.

"Intinya, saya menyiapkan strategi terbaik untuk mengalahkan Persipura sekaligus mempertahankan gelar Copa Indonesia,” jawab kata Rahmad yang sukses mengantarkan Persipura menjuarai Liga Indonesia 2005.

Bagi SFC, kemenangan atas Persipura akan menambah panjang rekor yang sudah mereka ukir di sepakbola nasional. Selain menjadi tim pertama yang sukses mengawinkan gelar Copa Indonesia dan Liga Indonesia 2007/2008, kemenangan atas Persipura juga akan membuat SFC mampu menyamai rekor Arema sebagai tim yang sukses mempertahankan gelar dua tahun berturut-turut.

Prediksi Line Up
Sriwijaya FC (4-4-2)
Ferry Rotinsulu, Chrsitian Warobay, Joel Tsimi, Charis Yulianto, M Nasuha, Toni Sucipto, Zah Rahan, Wijay, Anoure Obiora, Ngon A Djam, Keith Kayamba Gumbs• VIVAnews

Deltras vs Persijap : Mengejar Tempat Ketiga


Deltras Sidoarjo dan Persijap Jepara untuk pertama kalinya mampu menembus babak semifinal Copa Indonesia. Keduanya akan bertemu dalam perebutan tempat ketiga Copa Indonesia 2008/2009 di Stadion Jakabaring, Palembang, Minggu, 28 Juni 2009.

Baik Deltras maupun Persijap tak ingin melewatkan laga ini begitu saja. Selain tergiur dengan hadiah Rp 350 juta yang disiapkan panitai, kedua tim juga ingin mengukir prestasi di turnamen yang diikuti oleh tim-tim dari tiga divisi ini.

"Saya yakin Deltras bisa meraih peringkat ketiga. Soalnya, kami punya catatan bagus bila bertemu Persijap. Mereka memang tim kuat, tapi saya sudah bisa membaca kekuatan mereka," kata M Zein Alhadad, pelatih Deltras, Sabtu, 27 Juni 2009.

Penampilan Deltras pada Copa Indonesia bebeda dengan ketika tampil di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Tim yang tahun depan akan berlaga di kasta kedua sepakbola nasional, Divisi Utama ini, berhasil menjadi kuda hitam di Copa Indonesia.

Sebelum tampil di semifinal, Deltras lebih dulu menyingkirkan tim papan atas LSI, Persija Jakarta setelah di leg pertama menang 1-0 dan bermain imbang 3-3 di leg kedua. Sayang, langkah The Lobster terbentur oleh Persipura Jayapura.

"Saya berharap pemain tampil seperti lawan Persipura. Saya juga akan menerapkan strategi yang sama, yakni menempatkan Gustavo Chena dan Danile Fernando sebagai penyerang," kata pria yang akrab disapa Mamak itu.

Lantas bagaimana dengan Persijap? Laskar Kalinyamat juga mengusung misi yang sama. “Kami akan menurunkan tim terbaik untuk menghadapi Deltras karena kami membidik peringkat tiga. Saya berharap semua pemain mencapai penampilan terbaiknya pada pertandingan ini," kata Junaidi, pelatih Persijap.• VIVAnews

Persema Incar Dua Legiun Asing Sriwijaya FC


Manajemen Persema Malang sudah mengantungi sejumlah nama yang bakal mengisi skuad Laskar Ken Arok pada kompetisi Superliga musim mendatang. Menurut Hadi Santoso, manajer tim Persema, pemain yang dipanggil merupakan rekomendasi pelatih Subangkit.

Diungkapkan nama-nama pemain itu bakal diserahkan kepada ketua umum Persema supaya mendapat persetujuan. Persema menargetkan masuk papan tengah pada putaran pertama Superliga, dan selanjutnya naik ke papan atas pada putaran kedua. Untuk mewujudkan itu, Persema berniat membeli sejumlah pemain jadi.

Kabarnya, Subangkit memasukkan nama playmaker Sriwijaya FC, Zah Rahan, dan penyerang Anorue Obiora Ricard. Bahkan kedua pemain tersebut sudah diisukan melakukan negosiasi dengan klub. Subangkit ingin membawa Zah Rahan, karena pemain itu pernah menjadi anak asuhnya ketika masih di Persekabpas Pasuruan.

“Saya sudah minta Subangkit mencari pemain matang yang sesuai dengan karakter tim, yakni bermain cepat, keras dan lugas. Saya belum bisa sebutkan nama-nama yang sudah ada dalam daftar. Dua minggu lagi, nama-nama pemain itu pasti akan saya umumkan,” ujar Hadi.

Persib Penuhi Undangan Selangor FA


Dalam rangka ulang tahun salah satu klub Liga Malaysia, Selangor FA ke-73, Persib Bandung dijadwalkan akan mengikuti Turnamen Selangor Cup 2009 pada 31 Juli mendatang.

Sekretaris Badan Pengelola Persib (BPP), Edi Djukardi, mengakui telah menerima surat undangan resmi dari Delegasi Selangor FA yang terdiri atas 4 orang yang dipimpin langsung wakil presidennya, Dato Abdul Mokhtar Bin Ahmad. Petinggi Selangor FA lainnya yang datang ke Bandung adalah Hamidin Bin Haji Mohd Amin dan S. Sivasundaram (Bendahara). Keempat utusan Selangor FA itu didampingi Sekjen PSSI, Nugraha Besoes.


"Perwakilan Selangor datang untuk mengundang secara resmi. Awalnya, mereka mau bertemu dengan Ketua BPP (Dada Rosada) saja. Tapi karena ketua sedang ada di Riau, akhirnya diterima di sini. Persib sudah menyatakan bersedia tetapi belum tahu siapa yang akan diberangkatkan. Undangan ini baru akan dilaporkan kepada ketua," ujar Edi.

Manajemen Persib sendiri beralasan belum menentukan pemain mana saja yang akan dipertahankan untuk musim depan, karena kontrak semua pemainnya sudah berakhir semua.

Di turnamen nanti, Persib hanya memainkan satu pertandingan saja yakni melawan Selangor FA. Tim berjuluk "Maung Bandng" itu sendiri berencana memainkan dua pemain tim nasional Indonesia yang pernah merumput di sana, yaitu Bambang Pamungkas (BP) dan Elie Aiboy.

"Itu kata mereka. Saya tidak tahu, apakah BP dan Elie hanya dipinjam atau akan dikontrak lagi," kata Edi lagi.

Persib akan diberikan biaya transportasi dan akomodasi untuk 29 orang, yang terdiri dari 20 pemain, 6 ofisial, dan 3 undangan khusus, terhitung mulai 26 Juli. Disana, mereka akan menginap di Quality Hotel, Selangor.

Meski situasi politik antara Indonesia dengan Malaysia tengah panas-panasnya perihal kasus Monohara dan Ambalat, namun Dato' Abdul Mokhtar tak menghiraukannya karena sepakbola tak boleh dicampuradukan dengan politik.

Bahkan nama Robby Darwis pun masih diingat rombongan tersebut karena mantan palang pintu timnas Indonesia itu pernah main Liga Malaysia bersama Kelantan FC pada tahun 1990-an.

Final Copa : Peluang Boaz Kawinkan Gelar Top Skorer


Striker Persipura, Boaz Solossa memiliki kesempatan untuk mengawinkan gelar top skorer musim ini. Setalah mengantongi gelar top skorer Liga Super Indonesia (LSI) bersama striker Persib, Christian 'El Loco' Gonzales, Boaz juga berpeluang tampil sebagai top skorer Copa Indonesia 2008/2009.

Boaz yang sempat berkutat dengan cedera tulang fibula kaki kanan tampil perkasa musim ini. Di LSI 2008/2009, Boaz berhasil mengoleksi 28 gol yang mensejajarkannya dengan top skorer empat musim, Christian Gonzales. Sedangkan di Copa Indonesia, Boaz saat ini berada di peringkat kedua dengan koleksi tujuh gol.

Peluang Boaz untuk mengawinkan gelar top skorer terbuka lebar setelah timnya Persipura Jayapura tampil di final lawan Sriwijaya FC, Minggu, 28 Juni 2009. Pertarungan ini akan digelar di Stadion Jakabaring, Palembang.

Dalam perebutan gelar top skorer Copa Indonesia, Boaz akan bersaing dengan striker Persibo Bojonegoro, Syamsul Arif yang sudah mengoleksi 8 gol dan striker Persijap, Pablo Frances yang mengoleksi 7 gol.

Syamsul tak berpeluang lagi menambah koleksinya karena Persibo sudah gugur di babak semifinal. Sedangkan Frances akan menjadi rival terberat Boaz karena masih akan memperkuat Persijap dalam perebutan tempat ketiga kontra Deltras.

"Gelar top skorer bukan tujuan utama Boaz. Baginya, yang paling penting adalah membawa Persipura meraih gelar Copa Indonesia untuk melengkapi gelar juara Liga Super Indonesia (LSI) yang sudah rebut sebelumnya," kata Jacksen F Tiago, pelatih Perispura Jayapura.

Boaz memang menjadi fenomena musim ini sepakbola nasional musim ini. Setelah sempat terpuruk akibat cedera, Boaz berhasil membuktikan dirinya sebagai striker haus gol. Di pentas Copa, Boaz berhasil menyodok ke papan atas pencetak gok terbanyak setelah berhasil mencetak 3 gol ke gawang Persema, dua gol ke gawang PSMS, dan dua gol ke gawang Deltras.

Pada final Copa Indonesia musim lalu, Boaz sebenarnya sudah sembuh dari cedera. Namun pelatih Persipura saat itu tidak mau ambil resiko dan melarangnya untuk merumput. Dalam duel tersebut, Persipura kalah di tangan Sriwijaya FC yang dilatih oleh mantan pelatih Persipura, Rahmad Darmawan.• VIVAnews

Sriwijaya vs Persipura : Perang Lini Tengah


Pertandingan antara tim tuan rumah Sriwijaya FC vs Persipura, dalam laga puncak diprediksi oleh banyak pengamat sepak bola, sebagai pertandingan yang menarik. Pasalnya kedua tim sama-sama memainkan sepak bola menyerang.
Kedua tim juga sama-sama memiliki pemain yang merata di semua lini. Perang pemain bintang akan terjadi saat laga besok, baik bintang lokal maupun asing. Hanya saja siapa yang mampu menguasai lini tengah, maka dialah tim yang bakal keluar sebagai pemenang.
Di kubu Persipura Jayapura, terdapat gelandang terbaik saat ini, Eduard Ivakdalam, yang akan diback up oleh gelandang muda Imanuel Wanggay atau Gerald Pangkali. Sedangkan di kubu Sriwijaya FC sudah pasti ada Zah Rahan dan Wijay dan Bemben Berlian. Mereka akan saling duel di lini tengah agar mampu memberikan umpan bagi rekan-rekannya.
"Dari pertandingan ke pertandingan yang kami lakoni, salah satu kunci sukses karena kami mampu menguasai lini tengah. Pada besok sore, saya siap faight, meskipun kami bermain di kandang mereka. Saya siap memback up Kak Edu. Kami siap untuk menang," tukas Gelandang bertahan Imanuel Wanggai.
Sementara bagi Gerald Pangkali saat dihubungi tadi malam, mengaku, dirinya siap memback up abangnya di lini tengah, bahkan Gerald jika memang diturunkan, berjanji menghadap para pemain Sriwijaya.
Sedangkan bagi Eduard Ivakdalam, pemain yang harus dimatikan adalah Zah Rahan, karena dia merupakan roh dari Sriwijaya FC.
"Memang partai ini sangat manarik. Saya sendiri bersama teman-teman yang lain selalu bertanya mengapa kami selalu gagal di Copa. Kini momen yang tepat. Yang penting kami mampu menguasai lini tengah saja," tutur sang Kapten.(cak)

Jacksen Buru Jejak Wong Kito


Satu trofi sudah berada dalam genggaman sebagai kampiun Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Namun, Jacksen Fereira Tiago masih belum puas. Pelatih Persipura Jayapura tersebut ingin meniru torehan prestasi Sriwijaya FC (SFC) Palembang, yakni sukses menyandingkan trofi Liga Indonesia dan Copa Indonesia pada musim 2007/2008.

"Tentu saya punya keinginan untuk mengawinkan gelar liga dan Copa," ucap Jacksen kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (26/6). "Apakah saya berhasil mengalahkan Rahmad (Rahmad Darmawan, pelatih SFC, Red) atau tidak, saya adalah pelatih yang selalu ingin menjadi yang terbaik. Saya tidak suka dengan kekalahan," koar Jacksen.

Mantan pelatih Persebaya Surabaya itu mengakui, misi mengawinkan gelar cukup berat. Pasalnya, pada laga final Copa Indonesia besok (28/6) di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Jacksen tak bisa menurunkan Alberto "Beto" Goncalves, striker andalannya. Namun, dengan skuad yang ada, Jacksen akan berusaha membawa pulang trofi ke Bumi Cenderawasih. "Gelar Copa memang bakal melengkapi prestasi saya di Indonesia. Namun, saya tidak mau takabur, tapi tetap berusaha untuk menang," tandasnya.

Rahmad sendiri tak ingin Laskar Wong Kito -julukan SFC- mengakhiri perjalanan musim ini tanpa raihan gelar. "Kami sudah kehilangan gelar (liga) musim ini. Saya pikir kami akan menebusnya dengan menjadi juara Copa," tegas Rahmad.

Pelatih 42 tahun itu memberikan warning kepada anak-anak asuhnya untuk tidak jemawa. Sebab, status tuan rumah bukan jaminan gelar bakal berada di tangan.

Buktinya, pada 12 Juli 2008, Mutiara Hitam -julukan Persipura- mampu menahan imbang SFC 2-2. "Tapi, keyakinan harus tetap ada. Saya percaya bahwa anak-anak merasakan hal yang sama dengan saya," lanjut pelatih asal Metro, Lampung, tersebut.

Soal misi Jacksen yang ingin mengawinkan gelar, Rahmad menyatakan bisa memahaminya. "Saya kenal baik dengan Jacksen. Dia memang pelatih cerdas dan berprestasi. Saya pikir final ini benar-benar ideal," pungkas Rahmad. (mg2/jpnn/bas)

Kuota Terbentur Kapasitas Tribun


BADAN Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sebenarnya tidak memberikan batasan kuota bagi suporter di laga playoff nanti. Persebaya Surabaya dan PSMS Medan boleh mengerahkan suporter dalam partai playoff di Stadion Siliwangi, Bandung. Suporter Persebaya diberi hak menempati tribun sisi utara. Pendukung PSMS disediakan tempat di tribun selatan.

"Karena tiket yang kami cetak hanya 13 ribu dan mempertimbangkan kapasitas tribun, kedua suporter kebagian sekitar enam ribu tiket," kata Kokoh Afiat, direktur umum BLI.

Namun, BLI bakal mempertimbangkan kondisi di lapangan pada 30 Juni nanti. Jika ternyata suporter Persebaya lebih banyak, mereka akan diberi ruang lebih daripada pendukung PSMS. Demikian juga sebaliknya.

Meski BLI memberikan kelonggaran, tampaknya jumlah suporter kedua tim diperkirakan tidak sampai sepuluh ribu. Perkiraan itu didasarkan pada keterangan dari suporter kedua tim.

Bonekmania (pendukung Persebaya), misalnya. Mereka menyebut bahwa jumlah suporter yang berangkat ke Bandung secara terkoordinasi tidak lebih dari dua ribu orang. "Berdasar data yang kami dapat saat ini, jumlah suporter kami yang berangkat sekitar 1.500. Kami akan berangkat ke Bandung Senin nanti (29/6)," terang Nur Hasim, pentolan Bonekmania.

Hasim mengatakan, jumlah tersebut bisa bertambah. Hal itu mengingat kebiasaan suporter Persebaya selama ini. Yakni, jumlah suporter yang tidak terkoordinasi dalam setiap lawatan Persebaya selalu banyak. Bahkan, jumlahnya sering lebih banyak daripada yang terkoordinasi. "Tidak menutup kemungkinan suporter Persebaya di Bandung nanti mencapai lima ribuan," sebut Hasim.

Dari kubu pendukung PSMS, suporter PSMS yang terdaftar dalam tur ke Bandung baru 600 orang. "Kami akan berangkat bersama-sama dari Jakarta. Jumlahnya hanya 600 orang karena pertandingan berlangsung di hari kerja," tutur Tonny Nainggolan, ketua Kampak FC, salah satu wadah suporter PSMS. (fim/bas)

Jadi Ajang untuk Promosi Diri


DELTA Putra Sidoarjo (Deltras) harus melupakan kegagalan menembus partai puncak Copa Indonesia IV. Sebab, mereka bakal melakoni laga perebutan tempat ketiga kontra Persijap Jepara di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, besok (28/6).

"Anak-anak tidak boleh kecewa karena gagal ke final. Sebab, mereka masih punya tugas yang tak kalah penting. Menjadi peringkat ketiga juga tak terlalu mengecewakan," kata Muhamad Zein "Mamak" Alhadad, pelatih Deltras, kemarin (26/6).

Menurut dia, selain memperebutkan tempat ketiga, partai kontra Persijap itu bisa menjadi sarana promosi bagi pemain. Musim depan, dia memperkirakan, banyak pemain The Lobster yang angkat koper. Pemain yang sudah pasti hengkang adalah Danilo Fernando. Dia merapat ke Persisam Samarinda.

"Kalau ingin dianggap pemain bagus, ya, harus buktikan ke publik. Kalau gagal tampil baik, mungkin, klub-klub lain enggan mengontrak," jelas mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.

Mamak percaya, anak asuhnya bisa menaklukkan Laskar Kalinyamat (julukan Persijap), meski tak bisa menurunkan bek andalannya, Firmansyah. Sebab, dia terkena akumulasi kartu. "Masih ada Hermawan atau Purwaka Yudhi. Kami tetap optimistis. Apalagi, pertandingannya kan di Palembang. Saat kami menghadapi Sriwijaya, kami hanya kalah 0-1. Sementara, Persijap kalah 1-3. Artinya, kami lebih kuat daripada Persijap," paparnya.

Di sisi lain, pengurus Deltras menyadari beban berat yang disandang Christian Rene Martines dkk. Karena itu, Pemkab Sidoarjo bakal memberikan setengah hadiah kepada pemain, seandainya mampu menduduki peringkat ketiga. "Hal tersebut sudah menjadi kesepakatan antara pemain dan pemkab," ungkap Manajer Deltras Awan Juliarto. (ru/bas)

Hanya Jual 28 Ribu Tiket


LOLOSNYA Sriwijaya FC Palembang ke final Copa Indonesia IV memaksa Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) menambah jumlah tiket. Sayang, penambahan itu tidak terlalu signifikan. Sebab, BLI hanya mencetak tambahan seribu tiket. Jadi, total tiket yang dijual untuk laga final antara Sriwijaya FC kontra Persipura Jayapura di Gelora Sriwijaya, Palembang, Minggu besok adalah 28.480 tiket.

"Setelah kami hitung dan mempertimbangkan segala hal, kami memang hanya bisa menjual 28 ribu tiket. Atau, naik seribu tiket dari sebelumnya 27 ribu tiket yang kami sediakan," jelas Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.

Menurut dia, BLI tidak bisa menjual tiket sesuai dengan kapasitas stadion yang mencapai 35 ribu. Pertimbangannya, menurut pria asal Ngawi itu, beberapa bagian stadion nanti dimanfaatkan untuk acara hiburan.

Di antara 28.480 tiket itu, yang paling banyak dicetak adalah tiket untuk tribun timur. BLI mencetak 8.500 tiket seharga Rp 40 ribu untuk tribun timur. Jumlah terbanyak kedua tribun barat atas. BLI menjual 8 ribu tiket dengan banderol Rp 50 ribu.

Setelah itu, tribun utara dan selatan. Untuk masing-masing tribun tersebut, BLI mencetak 4.500 tiket dengan harga Rp 25 ribu. Sisanya adalah tiket VIP dan VVIP. Tersedia 2.600 tiket VIP yang dihargai Rp 100 ribu. Tiket VVIP dicetak sebanyak 380 lembar dengan harga Rp 150 ribu. (fim/bas)

Jumat, 26 Juni 2009

Final buat Purwanto


Teka-teki soal wasit yang memimpin partai final Copa Indonesia 2008-2009 terjawab sudah. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) akhirnya memutuskan Purwanto untuk memimpin duel puncak yang mempertemukan Sriwijaya FC Palembang dan Persipura Jayapura tersebut. Wasit asal Kediri itu dipilih karena dinilai cukup mumpuni mengatasi tekanan dalam partai pemungkas tersebut.

"Semua wasit Indonesia itu baik. Tapi, Purwanto punya nilai lebih," kata Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono kemarin (26/6). Nilai lebih tersebut, salah satunya, kemampuan mengontrol emosi dalam memimpin pertandingan sarat gengsi. Purwanto dinilai cukup tenang dalam mengatasi setiap tekanan. Purwanto memang memiliki bekal yang cukup untuk bertugas di pertandingan final.

Sebelumnya, dia telah memimpin tiga pertandingan final. Purwanto pernah memimpin final Liga Indonesia musim 2007 antara Sriwijaya FC versus PSMS Medan. Pada musim 2005, suami Indarsih tersebut mengawal final yang mempertemukan Persija Jakarta dan Persipura. Satu lagi, dia memimpin laga final saat Persita Tangerang bentrok melawan Pertrokimia Putra Gresik di final Liga Indonesia 2002.

Purwanto menyatakan bangga mendapatkan kepercayaan memimpin laga final yang berlangsung di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) besok petang itu. "Saya ingin menjalankan amanat ini sebaik-baiknya," tegas Purwanto ketika dihubungi Jawa Pos kemarin petang (26/6).

Purwanto sangat termotivasi untuk menjalankan tugas dengan baik. Selain pertandingan final, kepemimpinannya di final Copa Indonesia edisi keempat tersebut menjadi pengabdian terakhirnya sebagai wasit.

Ya, musim depan Purwanto bakal purnatugas sebagai wasit. Sebab, pada 24 September nanti, Purwanto genap 46 tahun. Artinya, usia Purwanto menyentuh batas akhir umur seorang wasit. Sesuai dengan aturan, wasit harus purnatugas ketika memasuki usia 46 tahun.

"Sebenarnya, bagi saya, awal, tengah, atau akhir, itu sama. Saya harus bertugas sebaik-baiknya. Saya harus menegakkan aturan. Saya selalu berusaha seperti itu. Tapi, karena besok adalah akhir karir saya, saya ingin menutupnya dengan manis," ujarnya.

Dalam babak final nanti, Purwanto akan ditemani oleh Jaka Mulyono dan Dadang yang bertindak sebagai asisten wasit. Sementara itu, laga perebutan tempat ketiga antara Deltras Sidoarjo melawan Persijap Jepara akan dipimpin oleh Armando Pribadi. (fim/bas)

Data Diri

Nama : Purwanto

Lahir : Kediri, 24 September 1963

TB/BB : 180 cm/72 kg

Orang Tua : (alm.) Sumowinoto-Mastain

Istri : Indarsih

Anak : - Rizki Eka Saputra

- Ardi Kharismaulana

Karir

- Sukarelawan Puskesmas Bogo Kidul, Plemahan, Kediri (1989)

- Honerer Dispenda, Kab. Kediri (1996)

- PNS di seksi pertamanan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Kediri (2002)

- Wasit C3 (1989)

- Wasit C2 (1991)

- Wasit C1 (1993)

- Asisten wasit FIFA (1995)

- Ketua komisi wasit Pengda PSSI Jatim (2006-2010)

Gonzales Bantah Ke Persisam

The image “http://i.media.goal.com/g/49784_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Striker asing andalan Persib Bandung Cristian Gonzales membantah rumor yang menyebutkan, jika dirinya telah melakukan teken kontrak dengan manajemen tim yang baru promosi ke Superliga, Persisam Samarinda.

Menurut Eva Siregar, istri sekaligus agen Gonzales, sampai sejauh ini suaminya belum memutuskan apa pun terkait nasibnya musim depan, meski diakuinya beberapa klub papan atas kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional sudah menghubungi dirinya dan menawarkan kontrak.

"Sampai sekarang kami juga belum dihubungi Persisam. Tapi kemungkinan Gonzales main di klub tersebut tidak tertutup, sekiranya dalam beberapa hari ke depan, ada perkembangan baru. Sebab, kami ingin segera mendapat klub," kata Eva.

Seperti diketahui, isu merapatnya Gonzales ke Persisam mencuat setelah tim Elang Borneo itu menggaet mantan manajer Persik Kediri Iwan Budianto. Di mana, Iwan sendiri dikenal cukup dekat dengan mantan pemainnya itu. Mereka bahkan pernah sama-sama mengantar Macan Putih juara Liga Indonesia 2005.

Kamis, 25 Juni 2009

Mamak Pede Lihat Kekalahan Persijap

Mamak Pede Lihat Kekalahan Persijap

Sepak bola bukanlah hitung-hitungan matematis. Kemenangan suatu tim tidak bisa diukur dari kekalahan yang diterima tim lain.

Selalu ada hal-hal yang mengakibatkan pertandingan berakhir dengan hasil di luar perkiraan. Namun, pelatih Delta Putra Sidoarjo (Deltras) Muhamad Zein "Mamak" Alhadad, sepertinya, tak acuh dengan hal tersebut.

Mamak optimistis tim racikannya mampu memetik kemenangan saat bersua Persijap Jepara dalam laga perebutan tempat ketiga Copa Indonesia IV di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu lusa (28/6).

Optimisme Mamak tak lepas dari kekalahan yang diderita Persijap saat melawat ke kandang Sriwijaya FC Palembang di second leg babak semifinal Copa Indonesia pada Rabu lalu (24/6). Ketika itu, Persijap kalah dengan skor 1-3.

"Kami hanya kalah 0-1 saat menyambangi kandang Sriwijaya di Indonesia Super League. Nah, ini menunjukkan bahwa kami lebih kuat daripada Persijap," terang mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.

Deltras memang hanya kalah sebiji gol atas juara bertahan Copa Indonesia tersebut. Itu terjadi pada 25 Maret lalu. Satu-satunya gol Sriwijaya dijaringkan striker Ngon a Djam pada menit ke-70.

"Mereka (Sriwijaya) juga harus menang dengan susah payah. Bahkan, pemain meraka hampir frustrasi dengan permainan anak-anak," jelas pria yang juga pernah mengarsiteki Persim Maros itu.

Konfidensi Mamak mungkin berlebihan. Sebab, di atas kertas, Persijap lebih kuat. Hal tersebut terlihat dari klasemen akhir Indonesia Super League. Deltras harus terdegradasi. Sedangkan Persijap bertahan di papan tengah.

Namun, lagi-lagi Mamak punya alasan terkait dengan kegagalannya menyelamatkan Deltras dari degradasi. Yakni, dia tak memoles Deltras dari awal musim. Mamak menukangi Deltras sejak pertandingan ke-12. Padahal, Deltras sudah mempunyai pemain berkualitas di putaran kedua.

"Kalau pegang dari awal, tentu lain lagi, saya yakin Deltras tidak akan degradasi," sumbar Mamak. [ru/diq/jawapos]

Antisipasi Drama Penalti

Antisipasi Drama Penalti

Sriwijaya FC (SFC) dan Persipura Jayapura, finalis Copa Dji Sam Soe 2008/2009, fokus menempa diri jelang partai puncak, Minggu (28/6) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.

SFC dan Persipura berjaga-jaga akan segala kemungkinan yang mungkin terjadi di final, termasuk mempersiapkan para eksekutor jika laga harus ditentukan lewat adu penalti. Walau keberuntungan juga memiliki peran, latihan akan membuat para pemain terbiasa dengan situasi serupa yang mungkin akan dihadapi di final. Kemarin pagi Pelatih Persipura Jacksen F Tiago telah menerapkan simulasi penalti terhadap Eduard Ivakdalam dkk di Stadion Madya Bumi Sriwijaya, Palembang.

“Latihan penalti itu memang harus ada, karena itu akan membangun mental pemain. Karenanya, tadi pagi (kemarin) saya sudah berikan latihan itu kepada anak-anak,” ujar Jacksen. Dengan mengasah para eksekutornya, Jacksen ingin rasa percaya diri para pemain Persipura tetap stabil. Karena, mereka akan berlaga di kandang lawan dan mental juara para pemain merupakan salah satu faktor penentu sebuah tim layak jadi kampiun atau tidak. Namun, pelatih asal Brasil yang pernah mengarsiteki Persebaya Surabaya ini berharap timnya tak harus melalui fase itu untuk juara.

Bahkan, dia ingin skuad Mutiara Hitam —julukan Persipura— menuntaskan perlawanan kubu SFC dalam waktu normal tanpa harus melalui perpanjangan waktu atau drama adu penalti. “Pokoknya, kami ingin cepat meninggalkan Palembang dan membawa Copa ke Papua,” tandasnya. Pernyataan Jacksen cukup beralasan. Boaz Solossa dkk tak ingin menghadapi drama adu penalti mengingat musim sebelumnya mereka disingkirkan SFC melalui fase serupa di partai puncak. Kini, mereka berambisi menghilangkan predikat finalis (dalam tiga musim berturut-turut) demi mewujudkan target double winner.

Di lain pihak, kubu tuan rumah jauh-jauh hari berlatih eksekusi penalti. Meski bisa disebut beruntung karena menjalani final keduanya di kandang, LaskarWong Kito —julukan SFC— tak ingin over confidence. Pelatih SFC Rahmad Darmawan ingin Charis Yulianto dkk tetap waspada mengingat lawannya adalah tim berstatus juara Liga Super 2008/2009. Pria yang kerap disapa RD ini bahkan sudah melakukan simulasi penalti sebelum menjamu Persijap Jepara pada leg kedua semifinal.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan Rahmad kepada pemain jika untuk menentukan pemenang pada final nanti harus melalui proses adu penalti. “Mental dan ketenangan pemain yang akan mengambil tendangan sangat menentukan. Selain itu, penjaga gawang juga harus memiliki refleks yang sangat baik dan semua itu saya pikir harus dipersiapkan,” papar Rahmad. [sidratul muntaha/sindo]

Gusnul Mau Bertahan Dengan Syarat

Gusnul Mau Bertahan Dengan Syarat
Gusnul Yakin bakal lepas dari Arema. Dia merasa sudah cukup menukangi tim berjuluk Singo Edan tersebut pada Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. "Saya memang ditawari. Tapi, saya tidak mau," ujar mantan pelatih Persiter itu.

Menurut dia, banyak hal yang tidak sinkron antara dirinya dan Yayasan Arema. Di antaranya, masalah perekrutan pemain. Dia menyatakan kurang dilibatkan dalam perekrutan pemain saat memasuki putaran kedua Super League 2008-2009. "Saya mau kembali menukangi Arema kalau masalah perekrutan pemain, dana, dan target cukup realistis," tegasnya

Penentuan siapa pelatih Arema pada ISL 2009/2010 dilakukan dalam beberapa hari ini. Manajemen Arema menargetkan, awal Juli, sudah ada kepastian nama pelatih. Yang jelas, ada kriteria yang menjadi patokan manajemen Arema dalam memilih pelatih lokal maupun asing. Yakni, memahami seluk-beluk Arema musim lalu. Dengan kriteria itu, pelatih tidak akan kerepotan beradaptasi dengan yayasan, pemain, maupun Aremania.

"Yayasan memilih kriteria tersebut supaya saat bergabung dengan Arema, dia tidak terkejut dengan kondisi tim," jelas Asisten Manajer Arema Muhammad Taufan kemarin siang (25/6). [yon/yn/diq/jawapos]

Sabtu Pagi Persipura Uji lapangan

http://219.83.122.194/pro3rri2//images/stories/Persipura20090611.jpgUsai menaham imbang Persijap Jepara 3-3, pada semifinal kedua Copa Dji Sam Soe, Selasa (23/6) lalu, tim Persipura Jayapura, langsung terbang ke Palembang, guna lebih mempersiapkan diri jelang final menghadapi tuan rumah Sriwijaya FC, Minggu sore, (28/6) di Stadion Jakabaring, Palembang.

“Kami tiba sejak kemarin dan hari ini hanya clas room saja, dan baru besok kami akan latihan. Sedangkan ujicoba lapangan, kami dapat jatah hari Sabtu pagi. Tapi yang pasti kami sangat serius dan akan konsentrasi menghadapi final nanti,” kata Jacksen kepada antvsports.com.

Selebihnya, pelatih asal Brasil juga tak ingin menekan Boas Salossa dan kawan-kawan pada laga final, untuk itu ia menyarankan agar para pemainnya bisa tampil lepas tanpa beban menghadapi juara Copa musim lalu. Tapi yang pasti anak-anak harus tetap konsentrasi tinggi, dan disiplin dalan menjalankan tugasnya masing-masing,” tandas ayah dua anak itu lagi. (Krisminarti)

Puluhan Suporter Sriwijaya Lakukan Demo

http://bolanova.com/wp-content/uploads/2008/02/sriwijaya-fc.jpgPuluhan supoerter Sriwijaya FC, yang menamakan dirinya Masyarakat Peduli Sriwijaya TC, melakukan demo dan menutut agar, PT. Sriwijaya Optimis Mandiri, PT. SOM, selaku pengelola tim Sriwijaya FC, agar tetap mempertahankan MC. Baryadi sebagai manajer tim.

Unjuk rasa tersebut dilakukan menyusul, rumor pihak PT.SOM akan mendepak Baryadi dari jabatan manajer Sriwijaya FC pada musim depan, padahal menurut masa pengunjuk rasa, jasa Baryadi cukup banyak bagi tim Laskar Wong Kito, terutama saat meraih dua gelar liga dan Copa musim lalu. Mereka meragukan pengganti Baryadi tak semumpuni pengusaha asal Sleman itu.

“Kami ragu apakah pengganti Baryadi nantinya bisa sesukses beliau, kalau Baryadi sudah terbukti mampu mengantarkan Sriwijaya meraih dua gelar sekaligus yakni gelar juara Liga Djarum dan Copa Dji Sam Soe Indonesia, kami khawatir saja, jika beliau diganti prestasi tim justru tidak bagus,” kata Tarjo, Koordinator supporter, kepada Purwantoro, Kontributor antvsports.com di Palembang. (Krisminarti)

Jacksen Tulari Spirit Mental Juara

http://media.vivanews.com/thumbs/67282_jacksen_f_tiago__pelatih_persipura_thumb_300_225.jpgPelatih Persipura Jayapura asal Brasil, Jacksen F Tiago tidak mau terpengaruh oleh keuntungan yang dimiliki Sriwijaya FC dalam laga final Copa Dji Sam Soe yang akan digelar di depan pendukung mereka di stadion Jakabaring Palembang, Minggu (28/6). Jacksen melihat faktor psikologis menjadi kunci di final nanti, untuk itu dia telah menanamkan spirit mental juara kepada anak asuhnya dalam menggapai ambisi double winner musim ini.

Dihubungi usai memimpin latihan sekaligus menjajal rumput stadion Jakabaring, nada bicara Jacksen terdengar optimis. Padahal jelang laga final nanti, dua isu penting mempengaruhi persiapan timnya untuk meraih prestasi puncak di pentas copa musim ini. Selain tekanan suporter sriwijaya FC, lini depan Persipura dipastikan pincang setelah Alberto ’Beto’ Goncalves absen karena akumulasi kartu kuning. Artinya tim mutiara hitam tidak bisa mengandalkan trio maut BBJ yang di musim ini ditakuti pemain belakang lawan.

”Saya sudah memperkirakan situasi seperti ini, final yang sudah ditetapkan di stadion Jakabaring sudah pasti menguntungkan Sriwijaya karena mereka akan bermain di depan pendukungnya sendiri. Tapi itu bukan masalah besar buat kami,” tegas Jacksen bersemangat.

Mengenai absennya beto di final nanti, tidak emmbuat khawatir pria brasil yang akrab dengan sapaan ‘big man’ ini. Melimpahnya stok pemain bertalenta tinggi di timnya membuat Jacksen mudah berimprovisasi. ”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal itu, saya punya banyak pemain yang bisa menutup lubang yang ditinggalkan Beto. Soal strategi, kita lihat saja nanti,” seru Jacksen berteka-teki.

Dalam laga final yang mempertemukan dua kekuatan dengan kemampuan merata, kesiapan mental justru menjadi kunci sukses. Untuk itu Jacksen mengakui selain menggenjot tehnis, persiapan psikologis dan mental pemain menjadi fokus perhatiannya.
”Saya sudah berbicara dengan pemain saya, mereka hanya punya satu suara untuk meraih kemenangan, apalagi mereka menyimpan rasa penasaran yang tinggi setelah gagal di dua final sebelumnya,” katanya lagi.

Disinggung mengenai traumatis yang mungkin dihadapi Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan akibat dua kegagalan di laga pamungkas copa sebelumnya, Jacksen justru melihat situasi sebaliknya. ”Saya sudah memotivasi pemain saya bahwa situasi yang mereka hadapi sekarang sama persis dengan pengalaman saya semasa masih menjadi pemain,” ujarnya.

Jacksen menjelaskan di final liga Indonesia pertama 1994 silam, dia gagal membawa Petrokimia Putra meraih juara setelah dikalahkan Persib Bandung dengan skor tipis 1-0. Kegagalan yang sama terulang di musim berikutnya, Jacksen yang saat itu memperkuat PSM Makasar gagal mencicipi gelar juara setelah ditaklukkan Mastrans Bandung Raya di final 1995 dengan skor 2-0. Baru di final ketiga bersama Persebaya Surabaya 1996, Jacksen mencium piala Presiden setelah mengalahkan lawan yang sama, Bandung Raya dengan skor 3-1. Bahkan saat itu nama Jacksen berkibar sebagai pencetak gol terbanyak dengan 26 gol.

”Ingat lawan yang kami hadapi sama Bandung Raya. Jadi spirit itulah yang saya tularkan ke pemain saya sekarang, jadi tidak ada yang tidak mungkin,” tegasnya bersemangat. (Firmansyah Husein)

Persema Bidik Ernest Jeremiah

http://www.telegraphindia.com/1061227/images/27sporting3.jpgUsai melakukan kesepakatan kontrak dengan Robert Gaspar, gelandang Persiba Balikpapan, kini tim Persema Malang tengah membidik striker Persipura Jayapura Ernest Jeremiah. Hal itu diungkapkan Subangkit, pelatih Persema Malang. Menurut Subangkit, saat ini pihak manajemen Persema tengah berusaha untuk mendapatkan striker yang dinilai pas untuk tim asuhannya.

“Dari sekian banyak pemain depan yang kami amati, kami pikir Jeremiah salah satu pemain asing yang pas dan cocok dengan karakter permainan tim Persema, makanya kami berharap bisa merekrutnya. Tapi rasanya itu sulit, karena Persipura pasti tak akan melepaskannya, kami akan terus berusaha mendekatinya namun juga menyiapkan pengganti Jeremiah kalau kami tak berhasil merekrutnya,” kata Subangkit, kepada antvsports.com.

Mantan pelatih Persekabpas Pasuruan itu juga mengungkapkan, kalau dari pemain yang ada musim lalu, manajeman hanya mempertahankan 70 % pemain. Sementara itu beberapa pemain terpaksa didepak lantaran dinilai kurang memberikan kontribusi kepada tim. Para pemain tersebut diantaranya; gelandang asal Kamerun Mbom Julian, pemain belakang Hari Saputra, dan pemain lainnya Abdi Gusti, yang terpaksa dilepas manajemen musim depan.

Sementara itu menurut Subangkit, selain mencari striker asing, tim asuhannya juga sedang mencari pemain di posisi stopper, pemain sayap kanan dan kiri. Setelah semua pemain didapat, tim berjuluk Laskar Ken Arok itu, akan segera melakukan Training Centre (TC) sekitar pertengah bulan Agustus mendatang. (Krisminarti)

Samsidar Sebut Didekati Bontang FC

The image “http://i.media.goal.com/g/45420_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.Kiper utama PSM Makassar Samsidar menegaskan, dirinya sudah beberapa kali dihubungi manajemen Bontang FC untuk diajak bergabung. Bahkan, tim yang sebelumnya bernama PKT Bontang ini telah siap menyedorinya kontrak kerja.

Menurut Sidar, sapaan akrab kiper yang beberapa kali mengenakan kostum 'Merah Putih' ini, pihak Bontang FC tinggal menunggu jawaban darinya, apakah bersedia atau tidak untuk membela tim tersebut di ajang Superliga edisi kedua musim depan.

"Saya sudah beberapa kali dihubungi manajemen Bontang FC. Mereka sangat serius ingin menggunakan tenaga saya. Tapi, saya tidak akan memberikan jawaban sebelum ada kejelasan nasib saya dari manajemen PSM," sungut Sidar.

Ditambahkannya, nilai kontrak yang ditawarkan manajemen tim asal Bontang tersebut cukup menggiurkan. Hanya saja, ia menolak menyebutkan berapa besar nilai yang babak diperolehnya di tim asal Kalimantan Timur itu. Yang pasti imbuhnya, lebih besar dari yang ia peroleh di PSM.

Rahmad Darmawan Kecolongan Kartu Kuning Isnan

Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan kecewa karena tak dapat memainkan bek andalan Isnan Ali pada laga final Copa Dji Sam Soe Indonesia lawan Persipura Jayapura. Isnan harus menjalani skors akibat akumulasi kartu kuning saat melawan Persijap Jepara di semifinal, Rabu (25/6).

"Pada pertandingan melawan Persijap ini, saya sengaja menyimpan beberapa pemain yang telah mengantongi satu kartu kuning, seperti (Keith) Kayamba dan Wijay untuk menjaga mereka supaya tidak mendapat kartu kuning kedua yang berujung tidak bisa main di final," kata Rahmad.

"Tapi, saya benar-benar kecolongan dengan kartu kuning yang didapat Isnan Ali," kata mantan pelatih yang pernah mengantar Persipura juara Liga Indonesia 2005 itu.

Tanpa Isnan, "Laskar Wong Kito" akan menghadapi kesulitan menahan gempuran Boaz Solossa dan Ernest Jeremiah. Kedua pemain itu telah menyumbangkan delapan gol di ajang CDSSI dan 44 gol di Liga Super selama semusim.

Meski demikian, SFC juga diuntungkan oleh keputusan panitia menunjuk Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sebagai tempat adu kekuatan di partai puncak, Minggu (28/6). Rahmad mengakui, ia belum bisa menyimpulkan formasi terbaik yang akan ia gunakan untuk melawan tim "Mutiara Hitam" nanti. (ANT)

Siasati Pendanaan, Persib Disarankan Pakai Pemain Muda

The image “http://i.media.goal.com/g/50201_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.Perjalanan Persib Bandung mengarungi kompetisi Superliga edisi kedua musim depan dipastikan berat. Hal itu menyusul kemungkinan bakal dihapusnya dana APBD Kota Bandung, yang selama ini menopang kehidupan tim.

Meski demikian, banyak kalangan yang tetap optimistis jika Persib bisa terus eksis di pentas kasta tertinggi sepakbola nasional musim depan, dengan melihat potensi yang dimiliki Maung Bandung. Salah satunya datang dari mantan bombernya Sutiono Lamso.

Menurutnya, manajemen Persib tidak perlu khawatir dengan pendanaan musim depan. Sebab, mereka bisa menggunakan tenaga pemain muda yang tentu biayanya tidak begitu besar. Selain itu, hal ini dipastikan bakal menjadi modal bagi Persib untuk membidik juara.

Dikatakan Sutiono, Persib mestinya mencontoh apa yang dilakukan Persipura Jayapura. Di mana, Mutiara Hitam tampil menjadi yang terbaik musim ini bukan instan, tapi dipersiapkan secara serius tiga musim sebelumnya.

Ia pun menunjuk nama seperti Boaz Salossa, Immanuel Wanggai, Ricardo Salampessy, dan Ian Luis Kabes. Para pemain muda yang dipersiapkan sejak beberapa tahun terakhir adalah pilar kekuatan Persipura saat ini. Terlebih karena mereka ditopang dengan pemain asing berkualitas.

"Kalaa Persib ingin juara harus mengikuti jejak Persipura. Pembinaan atlet itu tidak bisa dilakukan secara instan tapi butuh proses. Kita bisa melihat kekuatan Persipura musim ini terletak pada pemain-pemain mudanya," jelas Sutiono

Ditambahkannya, langkah terdekat yang harus dilakukan manajemen Persib adalah merekrut pemain-pemain Persib U-21 dan U-23. Para pemain muda potensial ini kemudian dipersiapkan dengan baik. Tentunya, butuh waktu untuk melihat hasil yang diperoleh para pemain muda ini.

Rabu, 24 Juni 2009

Persija Pilih Pelatih Asing

The image “http://i.media.goal.com/g/50234_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.Direktur utama PT Persija Jaya Benny Erwin menegaskan, pihaknya akan menempatkan pelatih asing sebagai prioritas utama dalam bursa transfer untuk persiapan Macan Kemayoran, mengikuti kompetisi Superliga edisi kedua musim depan.

Menurut Benny, keputusan untuk memilih pelatih asing tersebut didasarkan atas kebutuhan tim. Pasalnya, hal ini dipastikan bisa meredam gejolak pemain. Selama ini imbuhnya, kecenderungan pemain lebih patuh kepada pelatih asing tidak terbantahkan.

Diakuinya, kualitas pelatih lokal yang ada saat ini sebetulnya tidak jauh berbeda. Hanya saja, faktor kepatuhan tadi yang menjadi penyebab, kenapa Persija harus kembali menggunakan tenaga pelatih import musim depan.

"Saat ini kami sudah menjadikan mantan pelatih timnas Indonesia asal Bulgaria, Ivan Kolev sebagai kandidat kuat. Meski demikian, kami juga masih menyiapkan Miroslav Janu yang terakhir membesut Arema Malang, sebagai alternatif," sebut Benny.

Masih kata Benny, keputusan siapa yang bakal menjadi arsitek Persija musim depan, baru bisa diketahui setelah pengurus mengadakan rapat. Sayangnya, ia sendiri tidak menyebutkan kapan rapat yang sesuai rencana sekaligus memutuskan kejelasan nasib Aliyudin dkk akan digelar.

Edu Bertekad Bawa Tropy Copa Ke Papua

The image “http://i.media.goal.com/g/49782_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.Kapten tim Persipura Jayapura Eduard Ivakdalam menegaskan, dirinya bertekad membawa tropi Copa Indonesia musim ini ke Papua. Terlebih setelah dua musim terakhir gagal melakukannya, karena kalah di babak final.

Ya, Persipura dua kali harus mengubur ambisinya tampil sebagai juara Copa. Pada musim 2006/07, mereka dikalahkan Arema Malang. Dan musim berikutnya, Mutiara Hitam digulung Sriwijaya FC lewat drama adu penalti.

Menurut Edu sapaan akrab pemain yang sempat beberapa kali berbaju timnas Indonesia ini, setelah memastikan lolos ke final Copa untuk ketiga kalinya, ia berharap bisa mewujudkan ambisi mengangkat tropi kejuaraan bergengsi yang mempertemukan tiga tim dari kasta berbeda ini.

"Saya benar-benar penasaran dengan turnamen Copa Indonesia ini. Betapa tidak, masak dua kali ke final tapi selalu gagal tampil sebagai juara. Ini yang membuat saya bersemangat untuk bisa meraih sukses musim ini," tegasnya.

Ditambahkannya, tekad untuk bisa merebut tropi yang tersisa musim ini dan sekaligus mengawinkan gelar juara Superliga yang sudah di tangan semakin kuat, karena dirinya sudah mulai memikirkan untuk pensiun dari lapangan hijau.

Tentunya, kesempatan untuk juara belum pasti bisa didapatkan musim depan. Ia bahkan mengaku sudah memikirkan bakal gantung sepatu, sekiranya tropi Copa Indonesia bisa direbut. Sebab, ia merasa perjuangannya sebagai pemain lengkap sudah.

Final Copa Pembuktian Pemain Persipura

The image “http://i.media.goal.com/g/48203_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Ketua umum Persipura Menase Robert Kambu mengatakan, laga final Copa Indonesia 2008/09 menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Jaka Baring, Palembang, 28 Juni mendatang, adalah pembuktian pemain Persipura.

Selama ini masih kata pria yang juga walikota Jayapura ini, publik hanya melihat trio lini depan Persipura yang dihuni Boaz (Salossa), Beto (Alberto Goncalves) dan Ernest (Jeremiah). Dengan absennya Beto, tentunya menjadi pembuktian pemain yang lain.

"Persipura selama ini mengandalkan permainan tim. Jadi tidak ada satu pun pemain yang lebih penting dari pemain lain. Karena itu, ajang final Copa kali ini menjadi pembuktiannya. Dan saya yakin, tanpa Beto pun anak-anak pasti bisa melakukan yang terbaik," kata Kambu.

Ditambahkannya, untuk memberikan dorongan motivasi, dirinya memastikan akan berada di Palembang pada saat final berlangsung. Sangat diharapkan imbuhnya, seluruh pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk merebut tropi kedua musim ini.

Ditanya mengenai bonus yang akan diguyurkan kepada Eduard Ivakdalam dkk sekiranya mampu meraih tropi Copa Indonesia, dan mencatat pretasi manis dengan mengawinkan gelar juara Superliga musim ini, Kambu menegaskan jika bonus pemain sudah diatur dalam kontrak.

Meski demikain, ia mengaku pihaknya tidak akan menutup mata atas sukses yang berhasil diraih. Ia pun mempersilahkan pihak-pihak lain yang ingin membantu dan bersedia mengucurkan bonus untuk pemain Persipura, khususnya kepada para pengusaha.

Frenky Pastikan Tetap Di PSM

The image “http://i.media.goal.com/g/49138_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Penjaga gawang muda andalan PSM Makassar Frenky Irawan menegaskan, sampai saat ini dirinya belum berpikir untuk bermain di klub lain, meski diakuinya ada beberapa klub yang berusaha mendekatinya dengan menawarkan kontrak menggiurkan.

Menurut kiper yang akrab disapa Frei ini, dirinya sangat mencintai Juku Eja karena ia merasa telah dibesarkan tim tersebut. Karena itu, ia pun memastikan dalam waktu dekat tidak akan pernah meninggalkan PSM, dalam kondisi apa pun finansial timnya.

”Saya terjun ke sepakbola propesional bersama PSM, meski hanya sebagai cadangan dari Samsidar. Tapi, saat ini saya bisa masuk seleksi timnas U-23. Tentu hal ini merupakan kebanggaan tersendiri buat saya," katanya.

Ditambahkannya, dirinya akan berupaya tampil maksimal untuk bisa meyakinkan pelatih timnas U-23 Cesar Payovich Perez, agar mendapatkan tempat di tim inti skuad besutannya. Meski demikian, ia pun mengaku hanya bisa pasrah jika kelak namanya tereliminasi dari timnas 'Merah Putih' junior.

Mengenai tim mana saja yang telah meminangnya, Frei menolak menyebutkan. Sebab menurutnya hal tersebut tidak etis. Apalagi, karena dirinya telah memastikan tidak akan hengkang dan tetap membela PSM, selama tenaganya masih dibutuhkan.

Komdis Hukum 11 Punggawa Maung Bandung

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman kepada 11 pemain Persib. Mereka dianggap melakukan tindakan tidak sportif saat membela timnya di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009.

Menurut Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, ke-11 pemain tersebut terlibat aksi mogok bertanding saat Persib berhadapan dengan Persitara, awal Juni lalu. Duel ini akhirnya dimenangkan Persitara dengan skor 4-1.

"Mereka mengaku melakukan mogok atas inisiatif sendiri. Mereka juga mengaku menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi," kata Hinca kepada wartawan usai sidang di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2009.

Aksi yang dilakukan oleh ke-11 punggawa Persib ini sebenarnya tergolong tindakan yang sangat tercela dalam sepakbola. Namun karena mereka mengakui dan menyesali perbuatannya, maka Komdis hanya skorsing untuk satu kali pertandingan.

"Dalam persidangan mereka sangat kooperatif dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersbut. Karena itu, mereka kami ganjar dengan sanksi ringan skorsing satu pertandingan," lanjut Hinca.

Kesebelas pemain Persib yang mendapat hukuman Komdis adalah Tema Mursadat, Nyeck Nyobe, Suswanto, Gilang Angga Kusuma, Maman Abdurrahman, Harry Salisbury, Waluyo, Hilton Moreira, Hariono, Christian Gonzales dan Rafael Bastos.

Tak hanya pemain Persib yang dipanggil Komdis. Pelatih Jaya Hartono dan asisten pelatih Roby Darwis juga hadir di persidangan. Keduanya ikut memberikan keterangan terkait kasus pemogokan tersebut, meski tak ada sanski apapun dikenakan pada mereka.

"Tidak ada instruksi ofisial dan pelatih dalam kejadian ini. Ini murni inisiatif pemain. Pelatih sendiri mengaku bingung dengan tindakan para pemainnya di lapangan," kata Hinca.

Meski menerima hukuman yang dijatuhkan Komdis, pemain - pemain Persib mengaku punya alasan atas aksi mogok tersebut. "Kami memang sengaja membiarkan gol keempat terjadi. Namun itu terjadi karena protes kami tidak ditanggapi," kata Maman Abdurahman kepada wartawan.• VIVAnews

Buktikan Bisa Tanpa Beto

The image “http://i.media.goal.com/g/48303_news.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.Abesennya striker Persipura Beto ternyata membawa hikmah bagi kubu Persipura. Ketua umum Persipura Menase Robert Kambu MSi mengatakan inilah pembuktian tim Persipura sesungguhnya.
Ya, karena selama ini Kambu menilai trisula Persipura Boaz, Beto, dan Jeremiah selalu disanjung-sanjung, padahal Persipura adalah permainan tim. Jadi tidak ada satu atau dua pemain yang hebat tapi Persipura. Dan Persipura harus bisa membuktikan kehebatan tanpa Beto.
“Saya selalu katakan bahwa yang penting kami andalkan Tuhan saja, pasti Tuhan akan menjawab doa dan pergumulan kami, saya berharap semua masyarakat mendoakan Persipura,”ajaknya.
Diungkapkan Kambu, dirinya juga bakal berangkat menuju Palembang dalam rangka memberikan spirit kepada para pemain Persipura, tujuannya agar Boaz Solossa dkk tetap semangat dalam laga final nanti.
“Saya sudah sampaikan kepada Boaz dirinya harus mengandalkan Tuhan dalam bermain, jika andalan diri sendiri maka Tuhan tidak akan memberikan berkat, kebetulan kemarin dia tak mencetak gol, sehingga saya sendiri akan memberikan motivasi kepadanya secara khusus,”tuturnya.
Menyoal pemberian bonus kepada Persipura yang hattrik ke final Copa Dji Sam Soe, Kambu menegaskan pemberian bonus tersebut sudah diatur dalam kontrak pemain. Jadi manajemen tidak memberi bonus secara khusus. Sebaliknya Walikota Jayapura ini menantang pihak-pihak lain untuk berpartisipasi dalam pemberian bonus.
Lebih lanjut Kambu mengatakan dalam musim depan pihaknya akan berupaya menarik sponsorship Persipura karena nantinya Persipura tidak hanya main di Indonesia tapi juga di tingkat Asia, sehingga secara tidak langsung Persipura akan ikut mempromosikan perusahaan tersebut.
“Untuk sponsor memang sudah diatur seperti ketentuan BLI seperti loga Djarum di kaos setiap tim ISL, tapi juga ada sponsor dari klub. Dan karena musim depan Persipura akan bermain di level Asia tentu Persipura akan ikut memperomosikan perusahaan tersebut sampai ke mancanegara,” terangnya. (cak)