Senin, 27 April 2009

Sriwijaya:Masih Ada Harga Diri

Trofi kampiun Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009 sudah pasti melayang. Toh begitu, Sriwijaya FC (SFC) pantang menyerah di 7 laga tersisa. Termasuk saat menjamu PKT Bontang pada laga ke-28 besok (28/4) pukul 15.30 WIB di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). Rencana disiarkan live ANTV.Maklum, meski gagal menjadi juara, tapi kans finis sebagai runner up masih terbuka. Tapi, celahnya sangat rapat.

Apalagi Persiwa Wamena yang kini menempati runner up, juga berpeluang besar membuntut bahkan menggeser Persipura. Sebab, Persiwa juga menyisakan 8 laga, sama seperti Persipura. “Kami belum merasa kalah. Meski tidak juara, tapi masih ada peluang untuk mengejar runner up,” ungkap coach Sriwijaya Rahmad Darmawan, kemarin (27/4).Sayang, laga tersisa Sriwijaya sungguh tidak menguntungkan. Sebab, hanya satu yang berstatus home.

Yaitu lawan PKT Bontang. Sisanya semua away. Parahnya, 6 tim terakhir yang dihadapi Toni Sucipto dkk semua berlabel raksasa.Di antaranya lawan Persija Jakarta (10/5), Persela Lamongan (14/5), Persiwa Wamena (8/6), dan Persipura Jayapura (13/6). Kalaupun peluang dapat tiga poin lagi selain home lawan PKT, itu terjadi saat away lawan PSMS Medan (23/5).

Sebab, tim berjuluk Ayam Kinantan justru bermain di Jakabaring—yang notabene markas Sriwijaya sendiri. Selain itu, Sriwijaya juga punya kesempatan minimal dapat satu poin saat away lawan tim “gampang dan sarat masalah” Persitara Jakarta Utara (1/5).

“Kesempatan dan peluang sekecil apa pun akan kami manfaatkan. Saya sudah siapkan strategi lain, agar kami menang. Termasuk lawan PKT. Kami harus menjaga harga diri kami untuk target menang,” sambung pelatih asal Metro (Lampung).

Tapi, kondisi Sriwijaya tetaplah pincang. Kiper utama Ferry Rotinsulu masih terbekap cedera. Budi Sudarsono menjalani skorsing Komdis PSSI. Ambrizal dan Benben Berlian tidak fit seratus persen. Sementara, kiper Dede Sulaiman masih kerap membuat “deg-degan”.

“Saya yakin kami bisa menang. Dalam sesi latihan, kami sudah simulasikan cara lain. Lihat saja nanti di lapangan,” pungkas pelatih kelahiran 28 November 1966.

Sedangkan PKT bukanlah tim dengan sejarah besar. Bukan pula tim tradisional yang punya sederet prestasi mengkilap. Terbaik yang diraih tim berdiri sejak 18 Juni 1988 adalah runner up Liga Indonesia edisi ke-5 musim 1999/2000.

Tapi, di era Galatama tim asuhan Fakhri Husaini juga menjadi runner up dua kali berturut. Yaitu edisi 1990/1991 dan 1991/1992. Meski demikian, musim ini Imral “Korea” Usman dkk kerap menjadi pengganjal.

Terakhir, mereka menang 3-1 atas tuan rumah PSMS Medan di Jakabaring, Selasa (25/4) lalu. Sriwijaya sendiri pada putaran I lalu, 5 Agustus 2008, takluk 1-2. Dua gol PKT diciptakan James Debbah menit ke-20 serta Josiah Seton menit ke-55. Satu-satunya gol balasan Sriwijaya via Keith Kaymba Gumbs menit ke-39.

“Kemenangan 3-1 atas PSMS modal penting bagi kami menghadapi Sriwijaya. Tapi, tentu tidak mudah. Sriwijaya bukanlah sekelas PSMS. Tentu lebih sulit lagi,” ungkap coach Fakhri Husaini.

Melihat posisi klasemen, Sriwijaya jelas berada di atas angin. Sriwijaya di posisi ke-3, PKT ke-14 (papan bawah). Tapi, bisa saja tim papan bawah menjadi ganjalan.

Toh, Sriwijaya sendiri tidak luput kalah dari tim-tim papan bawah. Salah satunya kalah 1-2 dari Persita Tangerang (tim peringkat ke-13), pada Minggu (1/3) lalu. Padahal, dari awal Sriwijaya digadang-gadang menang mudah.

“Sriwijaya kami anggap bukan beban. Mereka bukan tim tak terkalahkan. Kalau tidak bisa menang seperti lawan PSMS, paling tidak kami akan mengimbangi mereka,” Fakhri.

Fakhri menangani PKT Bontang sejak 13 November lalu. Dia menggantikan Mustakiem yang dinilai gagal. Hingga kini, ada 10 laga yang telah dilakoninya sejak menukangi PKT.

Tapi, hasilnya juga tidak memuaskan. Sebab, dari 10 laga, lima di antaranya kalah, 2 seri, dan hanya satu kemenangan. “Kami akan bangkit. Setidaknya, kami berusaha untuk masuk papan tengah,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar