Minggu, 05 April 2009

Nigara: Sentralisasi Tidak Mungkin di Jakarta


Nigara: Sentralisasi Tidak Mungkin di Jakarta Empat wilayah dinominasikan sebagai arena sentralisasi. Ada Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat. Satu lagi adalah Jakarta.

Nah, akhir-akhir ini Jakarta disebut-sebut sebagai kandidat kuat bersama Jawa Timur. Tapi, peluang Jakarta untuk menjadi tempat sentralisasi sebenarnya sangat tipis.

Bahkan, bisa dibilang sangat tidak mungkin sentralisasi diadakan di ibu kota Indonesia tersebut. Kondisi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, menjadi alasannya. Saat ini lapangan stadion kebanggaan publik Indonesia tersebut rusak parah.

Nyaris tak ada lagi rumput SUGBK yang berwarna hijau. Di banyak bagian rumputnya gundul. Di bagian lain rumputnya kering.

Tanah lapangan juga memadat sehingga berpotensi mengganggu sistem drainase. Selain itu, beberapa pagar pembatas tribun juga roboh.

Kondisi itu terjadi lantaran SUGBK digunakan untuk kampanye terbuka dalam bentuk rapat umum. Ada enam partai yang berkampanye dengan menggunakan stadion yang dibangun pada era kepemimpinan Presiden Soekarno tersebut. Enam partai itu adalah Demokrat, Golkar, PKS, Gerindra, PDI Perjuangan, dan Hanura.

"Kami tidak menutup mata bahwa memang ada kerusakan. Kami pun akan segera merenovasi. Utamanya lapangan," kata Mahfudin Nigara, direktur pembangunan dan pengembangan usaha Gelora Bung Karno.

Dia menambahkan bahwa renovasi akan dimulai pada 6 April, tepatnya mulai hari ini. Selama masa renovasi, pengelola GBK menutup stadion yang berkapasitas 87 ribu penonton tersebut. Itu berarti pengelola mengosongkan semua kegiatan di SUGBK.

Berapa lama renovasi tersebut? "Kami akan merenovasi sekitar satu setengah bulan. Hal itu agar kami bisa mengembalikan kualitas rumput. Renovasi terhitung mulai 6 April." ujar Nigara.

Merunut penjelasan Nigara itu, jelas Jakarta tidak bisa dijadikan arena sentralisasi. Sebab, untuk menjadi salah satu tuan rumah sentralisasi, Jakarta hanya mengandalkan SUGBK. Sentralisasi dilaksanakan pada 17 April hingga 4 Mei. Dalam rentang waktu itu masa renovasi SUGBK tentu belum mencapai satu setengah bulan.

"Tentu SUGBK tidak bisa digunakan untuk sentralisasi. Kami menyayangkan sikap Persija Jakarta yang mengajukan diri. Harusnya mereka komunikasi dulu dengan kami sebelum mengajukan diri," tutur Nigara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar