Minggu, 19 April 2009

Aktivitas Persija Terhenti

Aktivitas Persija Terhenti Kekecewaan Persija Jakarta kian memuncak setelah gagal berlaga melawan PSIS Semarang, Senin (20/4). Aktivitas Bambang Pamungkas dkk pun dibekukan hingga ada keputusan tegas dari Badan Liga Indonesia (BLI).

Manajemen Persija akan meliburkan pemainnya hingga waktu yang belum ditentukan. Maklum, semua aktivitas Macan Kemayoran mengacu pada agenda pertandingan. “Sebelum kepastian itu ada, kami akan pasif. Saya tidak lagi berpikir kondisi dan kesiapan pemain. Percuma mereka siap tempur kalau medan untuk bertempur tidak jelas,” kata Pelatih Persija Danurwindo kemarin. Psikologis pemain Persija memang tak kondusif karena pembatalan pertandingan diterima secara tiba-tiba, Sabtu (18/4).

Sebanyak 18 pemain plus 11 ofisial Macan Kemayoran sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sejak pukul 08.00 WIB. Mereka siap terbang menuju Semarang dengan tiket di tangan masing-masing. Namun, siapa sangka, informasi pembatalan mendadak masuk ke telepon genggam Danur –sapaan akrab Danurwindo–karena Panpel PSIS gagal meraih izin dari kepolisian. “Pemain kami langsung pulang dengan kesal. Uang tiket dipotong 10% dari harga beli. Jadi, secara mental dan materiil kami rugi,” ungkap Danur.

Skuad Persija pantas kesal. Sebagai pemain profesional, mereka harus berpikir keras karena mata pencaharian dari mengolah si kulit bundar ikut terancam. Apalagi, gaji Bambang Pamungkas dkk masih tertunggak sejak Februari. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan dana APBD tahun 2009 sebesar Rp21 miliar akan membeku karena agenda kompetisi tidak jelas. Direktur Umum PT Persija Jaya Bambang Sutjipto dengan tandas mengatakan bekas-bekas kerugian Persija semakin nyata dan menumpuk.

Apalagi, Persija akan sulit merayu sponsor karena kepercayaan terhadap Liga Indonesia menurun drastis. “Sponsor selalu melihat yang realistis. Berapa pertandingan, kapan, dan di mana mainnya. Semua harus pasti dan tercatat. Kalau masalah ini tidak jelas, mereka hanya senyum tanpa mengeluarkan dana. Kalau begini, industri sepak bola nasional hanya tinggal slogan,” pungkas Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar